Akses cepat:

Langsung ke konten (Alt 1) Langsung ke menu utama (Alt 2)

Kota Kita Nanti
Publikasi

Dua belas praktisi lokal di Bandung dari berbagai bidang seperti seni, budaya, lingkungan, ilmu sosial dan teknologi untuk berbagi keahlian mereka dalam beradaptasi dengan situasi saat ini dan masa depan.

Sebuah Perkenalan - Goethe-Institut© Goethe-Institut Bandung

Sebuah Perkenalan

Perkenalan mengeni proyek Kota Kita Nanti dan para kontributor yang terlibat. Bagaimana dua belas perspektif merancang kehidupan yang lebih berkelanjutan di Bandung. Pengantar dari Prananda Luffiansyah akan memaparkan praktik kolaborasi lintas disiplin dalam proyek Kota Kita Nanti. Artati Sirman dan Keni Soeriaatmadja selaku kurator menyampaikan bagaimana proyek ini dapat terbentuk dan apa tujuan dari proyek ini.


Artikel / Cerita

Berkebun Tidak Harus Mahal - Emeraldil Paramaeswara © Goethe-Institut Bandung

Berkebun Tidak Harus Mahal - Emeraldil Paramaeswara

Emeraldi Paramaeswara seorang tukang kebun, lulusan program studi desain produk dan bersama Atelir TE-nya mengidentifikasi dan menggunakan tetanaman umum yang mudah didapatkan di lingkungan sekitar. Melalui teknik berkebun yang ia kembangkan dalam praktiknya di Atelir TE. ia membagikan semangat berkebun tidak harus mahal.

Mengamati Kawanan dari Masa Lampau, Pembawa Harapan Akan Masa Depan - Yuki Agriardi © Goethe-Institut Bandung

Mengamati Kawanan dari Masa Lampau, Pembawa Harapan Akan Masa Depan - Yuki Agriardi

Yuki Agriardi secara harfiah mengangkat tingkat pandangan keseharian kita sambil mengamati burung di ruang urban yang mengundang kesadaran bahwa jauh sebelum manusia berdomisili, merekalah penduduk yang sudah terlebih dahulu menetap di kota ini. Melalui pengamatannya terhadap burung kita dapat lebih peka dan sadar tentang bagaimana hidup berdampingan dengan setiap mahluk hidup yang tinggal di kota.

Menjadi Tukang Jilid di Antara Dua Kota - Tarlen Handayani © Goethe-Institut Bandung

Menjadi Tukang Jilid di Antara Dua Kota - Tarlen Handayani

Sebagai pendiri Tobucil, sebuah studio keterampilan, Tarlen Handayani akan berbagi panduan bookbinding dan pemetaan daftar lokasi di Bandung yang mendukung kegiatan ini, seperti tempat percetakan dan pusat material terkait. Dalam praktiknya sebagai penjild memberikan juga gambaran bahwa sebuah kota dan isinya dapat berpengaruh dalam kerja kreatif warganya.

Meminimalisir Jejak Karbon, Memaksimalkan Potensi - Yanuar Pratama Firdaus © Goethe-Institut Bandung

Meminimalisir Jejak Karbon, Memaksimalkan Potensi - Yanuar Pratama Firdaus

Perubahan fisik kota Bandung juga termasuk dalam catatan Yanuar Pratama Firdaus. Sebagai seorang arsitek dan juga pendiri Aaksen Responsible Aarchitecture, Yanuar meneliti dan menceritakan perubahan perilaku penduduk, guna memaksimalkan potensi ruang baru dan hunian dengan #responsiblelifestyle di Bandung.

Telisik Ragam Pangan - Reyza Ramadhan © Goethe-Institut Bandung

Telisik Ragam Pangan - Reyza Ramadhan

Reyza Ramadhan dalam kerjanya bersama Parti Gastronomi menjumpai pengganti sumber karbohidrat utama, yaitu singkong. Saat mereka melakukan penelitian ke kampung adat Cireundeu yang sudah lama mengolah singkong. Dalam jurnalnya pembaca akan mendapatkan juga rekomendasi resep untuk mengolah singkong.


Jurnal

Aku, Kamu, Kita dan Musik - Grace Sahertian © Goethe-Institut Bandung

Aku, Kamu, Kita dan Musik - Grace Sahertian

Grace Sahertian, seorang penyanyi, penulis lagu dan dosen fesyen desain yang lahir dan besar di Bandung, menyampaikan pemaknaan waktu dalam kebersamaan, dengan menyajikan serangkaian aktivitas yang berkaitan dengan musik. Dari merospon keadaan sekitar untuk menciptakan nada-nada hingga menulis lirik dari perasaan yang kita rasakan.

Bandung yang Puitis - Ratna Ayu Budhiarti © Goethe-Institut Bandung

Bandung yang Puitis - Ratna Ayu Budhiarti

Ratna Ayu Budhiarti, seorang penulis dan penyair yang mengundang kita untuk menikmati keromantisan Bandung. dalam jurnal interaktifnya, pembaca akan merangkai kata-kata dan menyaksikan bagaimana “ruh” sebuah tulisan dapat merekam perasaan akan sebuah kota.

Bercengkrama di Ruang Terbuka, Menikmati Nuansa dan Udara Bandung - Febryan Tricahyo © Goethe-Institut Bandung

Bercengkrama di Ruang Terbuka, Menikmati Nuansa dan Udara Bandung - Febryan Tricahyo

Febryan Tricahyo seorang desainer produk dari Conture Concrete Lab yang juga musisi di unit band Mustache and Beard, menyampaikan tentang peran dan fungsi dari ruang terbuka untuk publik dapat menjadi muara untuk pertemuan berbagai individu dan kita diajak untuk membayangkan ruang terbuka yang aman dan ideal dengan kebutuhan kota Bandung.

Sepenggal Catatan Nutrisi Alami - Mei Suling © Goethe-Institut Bandung

Sepenggal Catatan Nutrisi Alami - Mei Suling

Mei Suling, pemilik kedai Mimilu di daerah Dago Utara, menjabarkan Ayurveda sebagai bentuk penggalakan individu publik yang sehat untuk kota yang sehat. Dalam bookletnya kita akan lebih mengenal nutrisi apa yang sebenarnya kita butuhkan menyesuaikan dengan kapasitas tubuh kita dan mengenal superfood lokal.

Buku Saku Aset dan Mimpi - Gadis Prameswari © Goethe-Institut Bandung

Buku Saku Aset dan Mimpi - Gadis Prameswari

Gadis Prameswari, salah satu pendiri Parongpong Waste and Recycle Management menggunakan keahlian people knowledge management untuk mengajak pembaca berin- teraksi dan menuliskan bagaimana pengetahuan mereka bertumbuh dan membentuk peran di lingkungan sosialnya.


Tur dan Tutorial

Jamur, Kota dan Kita - Arekha Bentangan © Goethe-Institut Bandung

Jamur, Kota dan Kita - Arekha Bentangan

Arekha Bentangan seorang peneliti dan co-founder dari Mycotech, sebuah start up yang berfokus pada pengembang fungsi dan kegunaan jamur. Melalui publikasi Jamur, Kota dan Kita ia mengajak kita menyisir permukaan tanah. Mencari dan mengamati kehidupan dari mahluk yang ‘ada namun belum terlihat’ tersebut.

Kardus, Kertas dan Bapa yang Apa Adanya - Misha Ahmad Azizia © Goethe-Institut Bandung

Kardus, Kertas dan Bapa yang Apa Adanya - Misha Ahmad Azizia

Misha Ahmad Azizia, seorang pembuat boneka dan kostum, dalam pengamatannya tentang anak-anak yang lebih banyak berdiam di rumah selama masa pandemi, mengusung tajuk “Kardus, Kertas dan Bapa yang Apa Adanya”, sebuah jurnal yang membantu memanfaatkan barang-barang yang ada di rumah dalam pembuatan mainan anak dan bagaimana kita dapat menghabiskan waktu lebih banyak bersama anak.

Top