Rangkaian Konferensi 2019 - 2020
Digital Discourses

digital discourses © Goethe-Institut Indonesien

Transparansi total? - Privasi Data di Era Kapitalisme Data


Banyak bagian kehidupan kita terekam dalam jejak data yang kita tinggalkan di internet. Siapa yang melacak data itu dan bagaimana data tersebut dimonetisasi? Seberapa besar nilai data ini? Apakah kita dirugikan ketika kita menukar data kita secara cuma-cuma demi memperoleh layanan digital dan kemudahan di internet? Ataukah lebih baik jika dunia pascaprivasi kita terima saja? 

Setiap hari lebih dari 1,6 miliar orang di seluruh dunia masuk log ke Facebook. Ratusan juta orang menggunakan platform belanja, penyedia jasa surat elektronik, layanan berbagi berkas, aplikasi pembayaran daring, dan perangkat digital lain untuk menjalani kehidupan sehari-hari.

Banyak di antara perangkat itu dapat digunakan secara cuma-cuma. Perusahaan-perusahaan pencipta perangkat tersebut memperoleh nilai di tempat lain, yaitu dalam arus sinyal yang dihasilkan oleh para pengguna saat mereka mengarungi kehidupan digital masing-masing. Arus sinyal itu memungkinkan perusahaan dan pemerintah untuk memilah dan membidik orang berdasarkan minat, latar belakang, dan perilaku. Selanjutnya data pribadi diubah menjadi komoditas yang dapat dipertukarkan dengan keuntungan finansial, yang dapat mengontrol kita, dan yang kadang-kadang bahkan digunakan untuk tujuan yang jauh melampaui maksud atau pengetahuan pemilik data semula.

Apa saja peraturan yang seharusnya ada untuk penggunaan data oleh bisnis dan pemerintah ini? Apakah kita sebagai pengguna dapat meraih kembali kendali atas jejak data kita? Bagian kedua dari seri konferensi Digital Discourses menyelami hubungan yang rumit antara hak kita atas privasi dan hasrat kita untuk meramban, berkomunikasi, berbelanja, dan mengakses layanan dengan sangat mudah. 

Top