Rupa Suara

Lokakarya Rupa Suara diadakan pada 3–6 Desember 2023 di GoetheHaus Jakarta. | © Goethe-Institut Indonesien

Lokakarya Rupa Suara menghasilkan salah satu karya berupa synthesizer audiovisual D-I-Y. | © Goethe-Institut Indonesien

Alexandra Ronodipuro membawakan penampilan yang personal dan interaktif. | © Goethe-Institut Indonesien / Inge Dhewanti

Aldo Ahmad Fithra menggunakan alat musik swakaryanya sebagai bagian dari penampilan. | © Goethe-Institut Indonesien / Inge Dhewanti

Pengunjung Festival Alur Bunyi 2024 berinteraksi dengan ruang dan penampilan Rupa Suara Audiovisual Performance. | © Goethe-Institut Indonesien / Inge Dhewanti

Gabriella Miranda dan Aldo Ahmad Fithra berkolaborasi melalui gabungan antara instrumen analog dan digital. | © Goethe-Institut Indonesien / Inge Dhewanti
Fasilitator
di tahun 2006, dengan jurusan double bass performance. Sembari mendalami musik jazz, ia bergabung dengan Tomorrow People Ensemble sejak awal terbentuknya grup ini di tahun 2005. Indra melanjutkan studinya dengan berkonsentrasi di jurusan film scoring di UCLA Extension (Los Angeles), dimana ia berkesempatan untuk belajar dari para komposer film ternama, di antaranya Thom Sharp, Robert Drasnin, Richard Marvin, Craig Stuart Garfinkle.
Indra telah tampil dan memproduksi rekaman dengan sejumlah musisi, di antaranya: Tomorrow People Ensemble, Tika & Wrong is the New Right, Aksan Sjuman & the Committee of the Fest, Tjut Nyak Deviana Daudjah Trio, Rieka Roslan, Anda Perdana, Bonita, Mian Tiara, Indra Lesmana, Jamie Aditya, Andien, BeatBop Project, Nikita Dompas & His Fellow Musicians, Titi Sjuman Folkjazz Project, Indra Aziz, Opustre Big Band, dan masih banyak lagi.
Sebagai pengaransir dan direktur musik, Indra juga telah memproduksi beberapa proyek musik, di antaranya: “Aransemen Ulang Lagu Orisinil Dari Film Tiga Dara,” “My Little Pony – Rainbow Rocks” Musical, “One Fine Christmas with Monita Tahalea,” Jazz Buzz Salihara with Indra Perkasa & Gadgadasvara Ensemble.
Sebagai produser dan pengaransir, Indra telah memproduksi berbagai lagu dan album, seperti “Dari Balik Jendela” oleh Monita Tahalea dan “Hiruplah Hidup” oleh Ananda Badudu. Sebagai penata musik film, Indra Perkasa telah mengerjakan beberapa film layar lebar, yaitu Tabula Rasa (2014), Labuan Hati (2017), Banda the Dark Forgotten Trail (2017), Lima (2018), The Returning (2018), Semesta (2018), 6.9 Detik (2019), Mudik (2019), dan Bebas (2019).
Saat ini Indra aktif bekerja sebagai pengaransir musik dan penata musik film, pemain bas untuk Tomorrow People Ensemble dan Monita Tahalea, dan sebagai pengajar film scoring di Sjuman School of Music.
Mendirikan analogcouple.com pada akhir tahun 2016. Situs yang berbasis pada minat tentang peralatan analog dan fotografi, yang mendistribusikan merek-merek synthesizer modular terbaik dari berbagai produsen di seluruh dunia. Secara aktif mengadakan lokakarya dan acara tentang modular synthesizer.
Ia juga merupakan pendiri Eklektik Mule Studio dan Masak Suara Production yang telah bekerja sama dengan artis-artis independen lokal ternama seperti Goodnight Electric, Efek Rumah Kaca, White Shoes and the Couples Company, Barasuara, Zeke and the Popo, Payung Teduh, dan Jason Ranti.