Performans dan instalasi
the last Ideal Paradise

The Last Ideal Paradise
© Christian Schuller

Instalasi dan performans khusus situs karya Claudia Bosse mengenai terorisme, teritori dan pemikiran politis

Pendaftaran melalui Eventbrite
the last IDEAL PARADISE
adalah karya mengenai konstelasi-konstelasi sosial dan pemikiran-pemikiran politis. Terdiri dari instalasi, koreografi sekaligus performans, karya ini mencoba  menghubungkan masa kini dan masa lalu dengan berbagai ritual dan mitos. Dalam the last IDEAL PARADISE penonton akan diajak melintasi beberapa ruang, menonton rekaman video, mendengar bunyi, menyimak percakapan dan obyek-obyek yang disusun secara spesifik.  Penampil dan penonton akan bertemu dan berbaur, melihat materi-materi bertransformasi, membentuk kelompok-kelompok yang rapuh dan serba-sementara  sambil mempertanyakan lagi makna terorisme, batas teritorial, dan aneksasi serta ke(tidak)sadaran kultural dan politis kita.
 
Pementasan perdana karya ini berlangsung di Düsseldorf pada 2016. Yang akan ditampilkan di Jakarta merupakan versi adaptasi istimewa untuk Jakarta dan lokasi pementasannya berdasarkan riset dan sejumlah pertemuan serta wawancara yang dilakukan di Jakarta antara 2018-2019. Pementasan ini akan menampilkan paduan suara yang terdiri dari pegiat seni dan seniman pertunjukan asal Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Denpasar dan Lampung.
 
Konsep, ruang, obyek, koreografi: Claudia Bosse // Bunyi, media: Günther Auer // Menampilkan: Rotraud Kern, Mun Wai Lee, Alexandra Sommerfeld, Pat Toh, Ilse Urbanek // Ghost Team: Akbar Yumni, Alfiah Rahdini, Ayu Permata Sari, Ibed Surgana Yuga, John Heryanto, Laksmi Notokusumo, Liswati, Rita Matu Mona, Riyadhus Shalihin, Yola Yulfianti // Asistensi / Pimpinan produksi theatercombinat: Dagmar Tröstler // Koordinasi proyek Jakarta: Dinyah Latuconsina // Manajemen produksi Jakarta: Maya, Ranggi Arohmansani // Kolaborasi instalasi: Dea Widya // Riset: Akbar Yumni, Dinyah Latuconsina // Penasihat: Karlina Supelli // Komunikasi: Oliver Maus // Komunikasi & Pers Jakarta: Ryan Rinaldy, Wilton Djaya, Luna Pujianto, Aisyah Nabilaa Antani // Pimpinan teknis: Marco Tölzer // Pimpinan teknis Jakarta: Sigit D. Pratama, Fajar Merian, thisPLAY // Liason Officers Jakarta: Louisiana Wattimena, George Ante // Admin theatercombinat: Alexander Kosnopfl // Produksi: theatercombinat // Koproduksi: FFT Düsseldorf dalam rangka Internationale Koproduktionen. Living Dead – Spukgestalten im Theater der Gegenwart // Didanai oleh: Wien Kultur // Dengan dukungan: Kunststiftung NRW

Adaptasi produksi Jakarta: Goethe-Institut Indonesien

 

IDEAL PARADISE dimulai pada 2015 sebagai instalasi dengan wawancara dari Kairo dan Athena, yang mencerminkan situasi politik dan perubahan sosial yang sedang terjadi. Di Weltmuseum Wien, sejumlah ruangan Neue Hofburg menampilkan material dari koleksi etnografi, obyek serta video. Karya tersebut kemudian menyebar secara nomadik di wilayah kota, mampir di Tanzquartier Wien, kemudian mengembangkan lanskap performatif di Bukarest. Di bekas pusat pengiriman pos di Düsseldorf, Claudia Bosse bersama para penampil dan paduan suara yang beranggotakan warga setempat menggabungkan semua tahapan tersebut sehingga menjadi the last IDEAL PARADISE. Pementasan di Jakarta menambahkan satu level lagi kepada proses ini.


 

Detail

Harga: Gratis | Disarankan memakai sepatu yang kokoh!