Pameran GoetheKonter #1 - Schwebezustand

Public domain © Goethe-Institut Indonesien

18.12.2021 - 23.01.2022

Edisi pertama GoetheKonter—sebuah proyek kolaborasi berimpang dari Goethe-Institut Bandung dan Indeks, yang akan menghadirkan karya dari Fefia Suh, Nidiya Kusmaya, dan Sabiq Hibatulbaqi yang sebelumnya telah terlibat dalam proyek Artists’ Takeover – Schwebezustand.

Edisi pertama GoetheKonter akan mengeksplorasi kemungkinan artistik yang sebelumnya pernah dimulai melalui proyek “Artists Takeover – Schwebezustand” dan mengundang ketiga seniman yang terlibat, yakni Fefia Suh, Nidiya Kusmaya, dan Sabiq Hibatulbaqi. September lalu, ketiga seniman telah melakukan eksperimen untuk merespon tema “Schwebezustand” yang bisa diterjemahkan sebagai “kondisi di antara” atau “kondisi tanpa kepastian. Kali ini, para seniman akan menampilkan karyanya di lokasi masing-masing dari tanggal 18 Desember 2021 s.d. 23 Januari 2022.

Untuk edisi pertamanya, GoetheKonter akan mengokupasi tiga tempat berbeda selama lima minggu, yang diisi oleh beragam kegiatan public seperti tur jalan kaki, tur sepeda, dan pemandu suara untuk mendalami karya-karya yang dipresentasikan serta konteks lokasi dimana karya berada. GoetheKonter tersebar di berbagai lokasi, dari jalan utama dekat salah satu sekolah seni tertua di Bandung, rumah makan di sekitar stasiun kereta api, dan pemukiman yang pernah menjadi kamp interniran di masa pendudukan Jepang.

Hantu Patriarki
Fefia Suh – Two Hands Full
Jl. Ir. H. Juanda no. 113, Bandung
Tur jalan kaki – 15 Januari 2022
Tur sepeda – 23 Januari 2022

The Floating Earth
Nidiya Kusmaya – Warung Ubi Ibu
Jl. Cicendo – Gg. Cicendo No. 3, Bandung
Tur jalan kaki – 8 Januari 2022
Tur sepeda – 23 Januari 2022

Of the Common Wishes to Conceive
Sabiq Hibatulbaqi – Morgy Coffee
Jl. Anggrek no. 46, Bandung.
Tur jalan kaki – 18 Desember 2021
Tur sepeda – 23 Januari 2022

GoetheKonter adalah sebuah proyek kolaborasi berimpang dari Goethe-Institut Bandung dan Indeks yang berupaya untuk mengenalkan praktik-praktik artistic ke khalayak yang lebih luas dengan menghadirkan ruang galeri mikro yang bisa berpindah dengan ukuran tidak lebih dari 80 cm x 40 cm x 40 cm, tersebar di berbagai tempat di Bandung untuk sebuah pameran temporer. Berawal dari proyek kuratorial Indeks “Galeri Konter”, nama Konter dipilih dalam Bahasa Indonesia, yang berarti “(n) gerai” dan juga “(v) lawan”. Proyek ini membuka kemungkinan praktisi seni untuk bekerja dengan format presentasi yang berbeda, mengkontekstualisasikan gagasan artistic mereka dengan lingkungan sekitarnya, dan menjangkau penonton dengan latar belakang demografi yang lebih beragam.

Ketiga lokasi bisa dikunjungi selama jam beroperasinya masing-masing. Pengunjung wajib mematuhi protokol kesehatan dan peraturan yang berlaku di setiap tempatnya.

Fefia Suh adalah seniman asal Bandung yang menyelesaikan studi Seni Keramik dari Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB. Fefia cenderung memilih materi yang memiliki kedekatan dengan dirinya, dan menjadikan karyanya sebagai wadah penyampaian pemikiran-pemikirannya. Beberapa waktu terakhir, Fefia tertarik mendalami topik seputar ekofeminisme melalui eksplorasi beragam medium dan metode artistik.

Nidiya Kusmaya adalah seorang peneliti dan seniman yang kerap bekerja menggunakan material tekstil dan metode pewarnaan dengan pigmen alami yang bisa diaplikasikan menjadi berbagai produk dan instalasi seni. Belakangan ini Nidiya mengeksplorasi kemungkinan membuat pewarna ramah lingkungan berbahan dasar sisa-sisa makanan dan material yang tidak umum, seperti jamur kecil dan bakteri. Melalui risetnya, ia berharap untuk bisa memanfaatkan residu dari rantai makanan
untuk dijadikan bahan pakaian.

Sabiq Hibatulbaqi adalah seorang seniman berbasis di Bandung yang kerap mengeksplorasi buku, panel bergambar, dan beragam hal lainnya yang memiliki sekuens. Melalui tampilan sekuensial tersebut, Sabiq berusaha menghadirkan kembali pengalaman (secara harfiah maupun simbolis) untuk kembali diserap dan disajikan kepada pengunjung pameran atau sebagai pengalaman keruangan. Karya-karya Sabiq sebelumnya telah dipamerkan di RUBANAH Underground Hub di Jakarta, Lawangwangi Creative Space di Bandung, dan beberapa proyek artistiknya telah diselenggarakan di berbagai ruang seni di Bandung dan Yogyakarta.

Berdiri sejak Februari 2020, Indeks adalah sebuah platform yang bergerak dalam tiga objektif: melacak perkembangan ekosistem seni di Bandung, mengisi peran sebagai Lembaga riset independent dan platform arsip berbasis crowd-sourced, serta menggulirkan topik-topik dan dialog untuk pertukaran pengetahuan antar pekerja seni dan kreatif. Program Indeks beragam, mulai dari arsip dan perpustakaan, penelitian dan pengembangan, seniman bermukim, film dan gambar bergerak. Beberapa waktu terakhir, Indeks bekerja sama dengan British Council dan the Japan Foundation, serta turut mengkurasi pameran di Museum MACAN, Jakarta.

 

Kembali