Diskusi Ngopi.7 – Bandung Kota Kembang?

Ngopi.7 – Bandung Kota Kembang? © Zyfra Hatikva

27.05.2021
19.00 WIB

Online

Diskusi terbuka dengan gaya unconference

Julukan "Bandung Kota Kembang" kerap dimaknai secara harfiah sebagai identitas kota Bandung. Namun, ketika kita bergeser sedikit, kita bisa melihat bahwa julukan tersebut adalah metafora dari sejarah gelap obyektifikasi perempuan. Dalam Ngopi.7, moderator Vincent Rumahloine dan fasilitator Gian Ergiansyah mengajak peserta melihat relasi kota dan isu gender. Bagaimana ketidakacuhan atas asal usul julukan tersebut mempengaruhi keberadaan gender tertentu dalam ruang kota? Apa saja permasalahan yang dihadapi dalam mewujudkan kesetaraan gender? Sebagai pemantik, Ayu Oktriani (Ikatan Perempuan Positif Indonesia) dan Ressa (Samahita) akan berbagi mengenai pentingnya berbicara tentang kesetaraan perempuan serta tantangan mengenai kekerasan berbasis gender pada kalangan muda dalam konteks kota Bandung.
 
Terkait pencegahan penyebaran Covid-19, Ngopi.7 akan diimplementasikan secara virtual melalui Zoom.

DAFTAR

Rangkaian Ngopi dua bulan sekali adalah bagian dari Rubicon, sebuah inisiatif budaya oleh Goethe-Institut Bandung, Institut Français d’Indonésie Bandung dan Rakarsa Foundation yang berlangsung sepanjang tahun 2021. Ngopi berupaya untuk mengeksplorasi lebih jauh pengalaman kolaboratif seni / kreatif / aktivis dari para pelaku lokal dalam proses kreatifnya serta tantangan, kendala dan potensi yang ada untuk bekerja bersama dalam isu-isu terkini di kota Bandung. Terdiri dari sembilan sesi diskusi terbuka dengan gaya unconference, masing-masing Ngopi menyajikan pemicu diskusi - masukan dari pakar dan praktisi setempat - yang menghasilkan diskusi terbuka dan percakapan yang lancar dengan penonton-peserta. Seri Ngopi akan menekankan tiga topik utama: identitas dan keragaman kolektif, lingkungan dan keberlanjutan, serta keadilan sosial dan pemberdayaan di ruang perkotaan kita bersama. Dengan percakapan informal namun mendalam ini, kami berusaha membangun landasan untuk tahap selanjutnya dari keseluruhan proyek.
 
Rubicon adalah hasil kerja sama dengan Rakarsa Foundation, Goethe-Institut Bandung dan Institut Français d'Indonésie IFI Bandung, dan didukung oleh German-Franco Cultural Fund. Proyek ini terdiri dari serangkaian unconferences, hackathon, dan pameran pada Desember 2021.
 
Vincent Rumahloine, seniman, Pengajar, Pendiri Sanggar Seni Rupa Kontemporer, dan Ketua Yayasan Rakarsa. Lulus dari FSRD ITB kemudian berkerja dan berkarya dengan komunitas untuk membangun “safe space” bagi semua orang dari berbagai macam latar belakang. Saat ini sedang mengambil kuliah master di bidang Antropologi di Universitas Padjadjaran.
 
Gian Ergiansyah / Gabriel. Lahir, besar dan tinggal di Bandung. Peneliti Antropologi yang memiliki minat pada isu lingkungan, perkotaan dan seni. Aktif dikegiatan sungai dengan mendirikan Sakola Cikapundung dan tergabung dengan Studio Batur, sebuah studio seni di kawasan Dago Pakar.
 
Ayu Oktriani
adalah perempuan yg hidup dengan HIV selama 12 tahun. Ia aktif mengkampanyekan HIV dan pencegahan kekerasan pada perempuan bersama Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI) sebagai koordinator Nasional. Ikatan Perempuan Positif Indonesia adalah jaringan nasional bagi perempuan yg terinfeksi HIV dan terdampak HIV di indonesia.
 
Ressa Ria Lestari adalah antropolog dengan ketertarikan pada isu gender. Tahun 2015 membentuk komunitas “Samahita” yang berfokus pada kekerasan berbasis gender. Ia juga adalah konselor bagi korban kekerasan berbasis gender.

                                 RUBICON 

Kembali