Konser urban string: scanners

Ensemble Resonanz Foto: Tobias Schult © Ensemble Resonanz

02.02.2017, 20.00 WIB

Anders Hören bersama Ensemble Resonanz dan Dea

Kelompok Ensemble Resonanz kerap menampilkan musik-musik berbeda dari yang biasa dalam rangkaian konser mereka urban string setiap bulannya di Resonanzraum, sebuah tempat terkenal yang berlokasi di jantung kota Hamburg, bernama St. Pauli. Kini, untuk pertama kalinya urban string akan mengadakan tur ke Asia Tenggara, memperkenalkan paduan mengagumkan dari music klasik dan elektronik. Setiap penampilan urban string berbeda di setiap malamnya. Setiap konser yang ditampilkan dalam seri ini berdasarkan pada program siaran langsung yang dipilih dengan seksama yaitu percampuran music abad ke 18 dan 19 dengan gubahan musik kontemporer. Karya-karya parallel ini tidak tertulis di atas kertas tapi muncul dari kisah yang ingin diceritakan oleh para musisi ensemble ini, yang juga bertindak sebagai tuan rumah acara konser. Para musisi akan berdialog dengan penonton dan memperkenalkan bagian music yang mereka mainkan. Program ini tak hanya mempersatukan karya kuno dan baru, tapi juga music klasik dan elektronik. Setiap konser di konser urban string Asia Tenggara akan menampilkan pula DJ local yang akan turut bercerita. DJ yang akan tampil bukan sekadar menampilkan lounge music, tapi akan bertindak sebagai arkaeolog music yang berkontribusi pada karakter unik konser tersebut.

Di Jakarta, Dea akan bergabung dengan Ensemble Resonanz dalam konser, dan akan menambahkan keunikan spesialisasi music disko 70-an serta psychedelic rock-nya ke dalam konser tersebut.

Ensemble Resonanz
Dengan program-program, antusiasme dan kualitas artistik yang unik, Ensemble Resonanz telah mencatatkan diri sebagai salah satu dari segelintir orkes kamar terkemuka di dunia. Dalam program-programnya yang inovatif, para musisi orkestra kamar ini menjembatani antara tradisi masa lalu dengan masa kini. Interpretasi riang mereka terhadap mahakarya masa lalu yang seakan berdialog dengan gubahan kontemporer seringkali menunjukkan wawasan baru yang unik dan mengejutkan.

Aradea Barandana atau dikenal sebagai Dea, mengembangkan minatnya pada music disko 70an, psychedelic rock dan music dunia di Jakarta, tempatnya dibesarkan. Setelah ia pindah ke London tahun 2003 untuk mempelajari sound design dan komposisi musik, ia menjadi DJ Tetap di East Gallery salah satu dari penampilan internasionalnya di tempat-tempat seperi Tokyo, Oslo, Stockholm dan Bali. Saat ini ia adalah DJ Tetap di Potato Head Bali.

Tentang Anders Hören
Dengan rangkaian konser Anders Hören (Listening differently), Goethe-Institut telah memulai perjalanannya di Asia Tenggara untuk menjelajahi cara baru untuk mempromosikan music klasik. Semakin banyak musisi dan orkestra di Jerman melibatkan diri dalam upaya menunjukkan music klasik di luar konteks berkonser tradisional Jerman, dan berupaya mencari format baru agar dapat merebut perhatian penonton. Hasilnya, para penonton merespon dengan antusias, dan segera ingin menerima cara-cara baru bertatap muka dengan music klasik. Pada tahun 2015 rangkaian ini berawal dengan pemain biola Mirijam Contzen, yang bermain dengan baik di dalam kegelapan total. Pada tahun 2016 Elbipolis Baroque Orchestra dan DJ Brezel Göring berkeliling Asia Tenggara dengan format Barock Lounge dan mempersembahkan pendekatan baru untuk berhubungan dengan musik kuno dan musik elektro. Pada bulan Februari 2017, Ensemble Resonanz akan berkunjung ke enam kota Asia Tenggara dan berkolaborasi dengan DJ local mempersembahkan program urban string mereka dan menyulap aula konser menjadi beratmosfir kelab.

Catatan:
Kesempatan masuk gratis Immigrant Lounge & Club dalam rangka acara ini hanya berlaku pada jam masuk sebelum acara, kurang lebih dimulai pukul 19.00 WIB, sampai pukul 22.00 WIB. Setelah acara selesai, atau terhitung mulai pukul 22.01 WIB, pengunjung yang akan masuk Immigrant Lounge & Club akan dikenai tiket masuk seperti biasa sesuai peraturan Immigrant Lounge & Club.

 

 

Kembali