Contemporary experimental music
Uwalmassa menggabungkan rekaman luar ruangan dan alat musik hidup dalam setiap penampilan mereka. Melalui komposisi nonkonvensional, para pemusik menempatkan tradisi musik khas Indonesia ke dalam konteks global untuk diinterpretasi ulang. Dengan mengaitkan berbagai genre musik dan melalui komposisi yang luar biasa, mereka pun menjelajahi dinamika identitas Indonesia.
Bersama:
Harsya Wahono – Produser, penampil
Randy M. Pradipta – Produser, penampil
Pujangga Rahseta – Penampil
Danang Prananda – Artis visual
Uwalmassa lahir dari DIVISI62, sebuah label musik dan seni elektronis yang mengangkat isu identitas Indonesia dalam konteks global dalam semua produksinya. Uwalmassa pertama kali muncul di kancah publik pada bulan September 2016 dengan dirilisnya Bumi Uthiti, sebuah album mini berisi dua track yang bereksperimen dengan gamelan Jawa dan direkam dalam waktu satu hari. Pada bulan Maret 2018, DIVISI62 merilis album mini Animisme berisi 4 track, antara lain oleh Uwalmassa. Album itu menjelajahi berbagai kunci nada dan struktur ritmis musik Indonesia yang dipengaruhi oleh dangdut, pencak silat, dan gamelan Sunda.
Selain dalam segelintir konser di Jakarta, Uwalmassa sempat tampil secara live dalam rangka Festival Europalia di Eropa, antara lain di klub malam Berghain di Berlin. Musik mereka biasa disajikan dalam remix dan podcast oleh NTS Radio (London) dan Red Light Radio (Amsterdam).
Sebagai bagian dari rangkaian acara Alur Bunyi, Goethe-Institut mempresentasikan posisi kontemporer musik eksperimental (bukan hanya) elektronis dari Indonesia dan Jerman. Alur Bunyi edisi tahun ini dikurasi oleh Gerald Situmorang.
Kembali