Akses cepat:

Langsung ke konten (Alt 1) Langsung ke menu utama (Alt 2)
Dr. Stefan Dreyer - Direktur Goethe-Institut Indonesien© Goethe-Institut Indonesien

60 tahun membangun jembatan kebudayaan

Tahun ini, kita menilik kembali 60 tahun Goethe-Institut di Indonesia: enam dasawarsa membangun jembatan, belajar dan mengajar bahasa, menjalankan program informasi dan budaya, memprakarsai dan membina perjumpaan antarbudaya, melakukan kolaborasi dan ko-kreasi antar individu dari segala latar kehidupan. Kami mendapat kesempatan istimewa untuk berinteraksi dengan perorangan dan lembaga dalam berbagi gagasan, mengembangkan proyek, bertukar pandangan dan berinteraksi dengan audiens di semua bidang kegiatan kami. Jika melihat ke belakang, ada luar biasa banyak pengalaman bilateral yang memungkinkan kepercayaan terus dibangun dan ide-ide baru terus dikembangkan di tengah lingkungan yang selalu berubah. 
 
Kami siap menyambut masa depan bersama dan pada kesempatan ini menyampaikan terima kasih dengan tulus atas minat, empati, dan persahabatan yang telah terjalin.  
 
Semuanya berawal 60 tahun lalu ketika Goethe-Institut pertama kali membuka pintu di Jl. Matraman Raya 23, Jakarta. Beberapa tahun kemudian, menyusul pembukaan (kini bekas) Goethe-Institut di Surabaya pada tahun 1964 (sekarang dikenal sebagai Wisma Jerman) dan Goethe-Institut Bandung pada tahun 1969. Keduanya, sama seperti institut di Jakarta, yang pindah ke lokasinya yang sekarang pada tahun 2001, dengan bangga menjadi bagian dari infrastruktur kultural di kota masing-masing. Selain itu, kami bangga menjadi bagian dari jaringan luas sekolah-sekolah yang mengajarkan bahasa Jerman di seluruh penjuru Nusantara bersama guru-guru yang berdedikasi dan para pembelajar muda yang penuh semangat.

Selama enam dasawarsa, Goethe-Institut di Indonesia aktif menyebarkan serta menjembatani informasi mengenai budaya dan bahasa Jerman kepada masyarakat Indonesia dari segala kelompok usia dan di seluruh negeri. Banyak orang Indonesia mengalami kontak pertama dengan budaya Jerman di Goethe-Institut: dengan menghadiri pemutaran film, konser, pameran, pertunjukan, serta lokakarya tempat seniman Indonesia dan Jerman berkarya, bertukar, hingga tampil bersama. Mereka mengunjungi perpustakaan-perpustakaan kami yang menyajikan koleksi buku serta media lain yang modern dan ekstensif kepada publik. Dan tentu saja, banyak di antara mereka mengikuti kursus bahasa–baik di institut kami maupun di sekolah-sekolah di seantero negeri–dan belajar bahasa Jerman dengan tujuan studi atau berkarier di Jerman. 
 
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua tamu, mitra, sahabat, serta kolaborator. Kami mengundang Anda untuk ikut bergembira bersama kami dan, tentu saja, mengembangkan rencana serta ide-ide untuk masa depan bersama!  
 
Dr. Stefan Dreyer 
Direktur Goethe-Institut Indonesien
Direktur Regional untuk Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru

Top