Pameran SLOW FASHION LAB

IKAT/eCUT_Slow Fashion LAB © Goethe-Institut/Sandra Schollmeyer

15. - 29. 07. 2017
09.00 - 18.00 WIB

NuArt Sculpture Park

Memperkenalkan alternatif untuk fast fashion yang menginspirasi dan berkesinambungan/ Pembukaan: 15 Juli, 16.00 WIB

The Slow Fashion Lab, dikurasi oleh dosen dan seniman tekstil Aprina Murwanti, menginspirasi pengunjung untuk mengambil langkah nyata dengan cara yang lebih berkesinambungan dalam berurusan dengan tekstil dan pakaian. Menampilkan contoh-contoh tren busana yang berkesinambungan (sustainable fashion), kebiasaan lokal dan tradisional Indonesia yang memperhatikan manusia dan lingkungan yang terlibat. Pengunjung Slow Fashion Lab diundang untuk merasakan, melihat dan belajar tentang alternatif yang berkesinambungan terhadap fast fashion dan ikut terlibat dalam budaya swakriya. Gerakan slow fashion saat ini merambah posisi penting sebagai pesaing fast fashion tersebut.
 
Istilah fast fashion mengacu pada produksi dan sistem distribusi secara spesifik bagi busana/fashion yang diproduksi secara massal -umumnya meniru desain high end- dan dijual di seluruh dunia dengan harga rendah. Industri fashion adalah salah satu yang terpenting dalam ekonomi global. 90 persen dari pakaian untuk pasar Amerika dan Eropa diproduksi dengan harga rendah di negara-negara dengan upah rendah. Sebagai pionir, industri tekstil membantu menciptakan lapangan pekerjaan di seluruh dunia, sehingga meningkatkan taraf hidup orang-orang yang tinggal di negara berkembang. Di sisi lain, kondisi kerja yang tidak manusiawi seringkali terjadi selama proses produksi: standar keamanan diabaikan dan upah yang terlalu rendah. Produksi industri pakaian pun mengkonsumsi sumber daya alam dalam jumlah besar dan menjadi beban bagi lingkungan yang tidak bisa diremehkan.
 
Dengan bangkitnya industri fast fashion di dunia internasional,  Indonesia juga menghadapi  kerusakan fatal pada mikrosistem ekologis dan sumber airnya, disebabkan oleh limbah pewarna, penggunaan bahan beracun dan eksplorasi air berlebihan untuk produksi tekstil. Slow Fashion Lab memperkenalkan alternatif yang bergaya dan berkesinambungan dari label, seniman dan desainer lokal.
 
The Slow Fashion Lab dikembangkan sebagai bagian dari pameran Fast Fashion - The Dark Side of Fashion the Museum of Arts and Crafts Hamburg yang dikurasi oleh Dr. Claudia Banz serta didukung penuh oleh Deutsche Bundesstiftung Umwelt dan Karin Stilke Stiftung. Pertama kali dipamerkan bersamaan dengan ekshibisi di Gudang Sarinah Ekosistem, Jakarta dari 10  Maret  sampai 9 April 2017.

Pameran "The Slow Fashion Lab" dibuka setiap hari, jam 09.00 sampai 18.00.

Proyek IKAT/eCUT

Kembali