Konser Alur Bunyi: 'Sintesis Suara Sensorik' oleh Dea Barandana bersama Young Amir

Alur Bunyi: Sintesis Suara Sensorik oleh Dea Barandana bersama Young Amir © Groupe Dejour

26.02.2021
19.00 - 20.00 WIB

Online

Musik eksperimental kontemporer

Dalam Edisi terakhir Alur Bunyi tahun ini akan diadakan tetap dengan format konser secara langsung di GoetheHaus Jakarta dengan tanpa kehadiran penonton dikarenakan masih dalam situasi pandemik. Alur Bunyi akan berfokus pada topik-topik edukatif yang berkaitan dengan metode dan teknik alternatif dalam penciptaan suara dan musik.
 

Biografi:

Pujian “DJ terbaik dalam 10 tahun terakhir” dari Gilles Peterson dan undangan pribadi dari Grace Jones untuk tampil di kamar hotelnya bukan hal yang lumrah bagi seorang DJ. Namun, Dea Barandana memang bukan DJ biasa, sebagaimana diakui oleh Gilles Peterson: “Dea menciptakan set dengan sound terbaik yang pernah saya dengar.”
 
Lahir di Jakarta pada pertengahan 1980-an, Dea tumbuh dikelilingi musik city pop dan new wave. Diharuskan belajar piano klasik oleh orang tuanya, Dea kemudian merambah dan mempelajari banyak instrumen lain. Pada tahun 2005, ia mulai kerap tampil di seluruh Eropa dan sempat menyambangi Asia untuk tampil di klub Tokyo, Shelter. Pada tahun 2012, ia kembali ke Indonesia. Dengan kemampuannya sebagai DJ sekaligus penata suara dengan ambisi besar, ia mendirikan audiophile space bernama Studio Eksotika. Speaker analog antik dengan beragam model dari berbagai sumber mengisi tempat ini bersama dengan koleksi vinyl yang dikumpulkan Dea dari seluruh penjuru dunia.
 
Sesuai misinya, tidak ada satu definisi yang dapat menggambarkan Dea Barandana. Tidak ada genre atau tunes tertentu, selain seorang pria yang berbagi kecintaannya pada hal-hal unik dengan para penikmat musik.
 
Young Amir, yang kerap dipanggil Rafi Muhammad, sudah aktif bermusik sejak usia 7 tahun. Dia tidak terpaku pada drum saja, melainkan juga memelajari instrumen lain, mulai dari piano sampai kontra-bass.

Sejak mulai bermusik di usia tujuh tahun, Ia sudah merilis album pertama pada 2006. Berjudul Can’t Stop The Beat, album tersebut diproduseri oleh Harvey Mason dan diiringi berbagai musisi jazz kawakan seperti Bo James, Tom Scott, Paul Jackson Jr, Nathan East, hingga Vann Johnson sebagai pengisi vokal untuk “Bengawan Solo” di album tersebut.

Tidak hanya album solo, ia juga berkarya melalui proyek bersama musisi Indonesia seperti Indra Lesmana, Barry Likumahuwa, Adra Karim, Sri Hanuraga, dan masih banyak musisi-musisi hebat lainnya. Sebut saja LLW, Rafi and The Beat, Art of Tree, Her Coat of Arm, dan Zatua. Jajaran karya tersebut adalah refleksi perjalanan kariernya di dunia musik.
 

Menuju: Alur Bunyi Menuju rangkaian acara: Musictalk

Kembali