Pemutaran film Finsterworld

10.05.2016, 19.00 WIB

GoetheHaus Jakarta

Sutradara: Frauke Finsterwalder, berwarna, 95 menit, 2013

Dengan gembira kami kembali mengundang Anda ke GoetheHaus untuk menyaksikan Arthouse Cinema pada Selasa, 10 Mei 2016. Kali ini kami akan menayangkan film berjudul Finsterworld yang disutradarai oleh Frauke Finsterwalder.
 
Kisah Finsterworld berlangsung di negeri Jerman yang sepertinya terlupakan oleh waktu. Sebuah negeri tempat matahari selalu bersinar, anak-anak mengenakan seragam sekolah, petugas polisi memakai kostum beruang, dan ahli pedikur memberikan biskuit kepada kaum perempuan usia lanjut. Namun di balik keindahan dunia paralel ini tersembunyi jurang menganga - dan ke sanalah arah perjalanan ini.

Melalui lima alur cerita film ini secara meyakinkan menyoroti kekosongan di antara keluguan dan penyimpangan, kebaikan hati dan kebiadaban, kesambil-laluan dan patos: Acara darmawisata siswa-siswi SMU ke bekas kamp konsentrasi di bawah pengawasan guru Nickel (Christoph Bach) yang penuh semangat, masalah pribadi pasangan petugas polisi (Ronald Zehrfeld) dan pembuat film dokumenter yang frustrasi (Sandra Hüller), cerita cinta ahli pedikur (Michael Maertens) dan perempuan penghuni panti jompo (Margit Carstensen), kisah pertapa yang tinggal di hutan (Johannes Krisch) sambil membesarkan seekor burung gagak, dan perjalanan naik mobil sepasang suami-istri mapan(Corinna Harfouch dan Bernhard Schütz) yang hidup makmur dan karenanya menjadi agak angkuh. Putra mereka ikut acara darmawisata tadi, sementara neneknya adalah perempuan tua di panti jompo itu. Pencahayaan untuk masing-masing episode pun diatur dengan cermat - kadang-kadang lembut dan halus membelai jok kulit di mobil mewah, kadang-kadang cemerlang menerangi ladang bunga raps yang sedang mekar, kadang-kadang berkesan retro menembus tirai kusam di panti jompo, ketika si ahli pedikur menyatakan cinta kepada pelanggannya.

Semua segmen membentuk jalinan yang menggelisahkan, dan seluruh dialog menghunjam kondisi masyarakat dan zaman kita bagaikan pisau belati. Bagaikan terperangkap di dalam sebuah spiral semua tokoh saling berputar dan mengitari, sampai ke titik akhir dramatis yang tidak dikehendaki oleh siapa pun dan tidak disangka-sangka, namun jika dilihat ke belakang juga tidak terelakkan.

ArtHouse Cinema

ArtHouse Cinema merupakan acara film rutin Goethe-Institut di Indonesia. Setiap Selasa kedua dan keempat di setiap bulan kami memutar film-film independen, garda depan, retrospeksi, eksperimental atau film dokumenter dari Eropa dan Indonesia – jadi kami memutar semua genre film, kecuali blockbuster!
 

Kembali