Memoria: Lima film pendek Indonesia

Arthouse Cinema_Jakarta_Memoria © Courtesy of Kolektif

26.09.2017
19.00 WIB

GoetheHaus Jakarta

Pulang ke Indonesia, Sendiri Diana Sendiri, Memoria, Lemantun, Prenjak | Dihadiri oleh sutradara Dessy Tri Anandani Bambang


PULANG KE INDONESIA

Sutradara: Dessy Tri Anandani Bambang, berwarna, 5 menit, 2016

Arthouse Cinema_Jakarta_Pulang ke Indonesia © Dessy Tri Anandani Bambang
Pulang ke Indonesia
adalah animasi pendek mengenai satu keluarga Indonesia yang sempat tinggal selama beberapa tahun di Prancis. Pada suatu ketika mereka pindah ke Indonesia. Mereka menyebut perjalanan itu "pulang”, meskipun sebetulnya itulah kali pertama anak-anak keluarga itu mengunjungi Indonesia. Kisah yang ada dalam film ini dituturkan berdasarkan sudut pandang anak bungsu keluarga itu yang saat perjalanan itu terjadi baru berusia empat tahun. Kenyataan dan imajinasi pun berbaur karena semuanya hanya mengandalkan daya ingat si anak.
 

SENDIRI DIANA SENDIRI

Sutradara: Kamila Andini, berwarna, 39 menit, 2015

Diana, seorang ibu rumah tangga berusia 30 tahunan tinggal bersama suami dan anaknya di sebuah rumah di seberang gedung yang sedang dibangun. Setiap hari hidup Diana kebanyakan dihabiskan dengan anaknya sampai kemudian pada malam hari suaminya kembali dari pekerjaaannya. Suatu malam sang suami menyampaikan pada Diana niatnya yang mengejutkan untuk memiliki istri lagi.
 
 

MEMORIA

Sutradara: Kamila Andini, berwarna, 35 menit, 2016

Seorang Ibu mencoba melupakan memorinya saat menjadi korban masa sulit di Timor Leste. Sementara itu, si anak berusaha mencari keselamatan melalui pernikahan. Namun, untuk dapat menikah dengan pemuda impiannya ia juga menemui rintangan. Keduanya sama-sama berusaha mencari makna kebebasan.
 

LEMANTUN

Sutradara: Wregas Bhanuteja, berwarna, 21 menit, 2014

Arthouse Cinema_Jakarta_Lemantun © Courtesy of Kolektif
Seorang Ibu mewariskan kepada lima anaknya masing-masing satu lemari. Semua tampak puas dengan apa yang mereka dapatkan, kecuali anak yang ketiga.


PRENJAK

Sutradara: Wregas Bhanuteja, berwarna, 13 menit, 2015

Diah mengajak Jarwo ke gudang saat istirahat makan siang. Dia menceritakan kesulitan keuangan yang sedang ia hadapi. Ia membutuhkan uang dalam waktu cepat. Ia menawarkan kepada Jarwo satu korek api seharga 10.000 Rupiah. Sebagai imbalan untuk uang itu, Diah menjanjikan Jarwo sebuah pengalaman yang berharga.

 

ARTHOUSE CINEMA

Arthouse Cinema merupakan acara film rutin Goethe-Institut di Indonesia. Setiap Selasa kedua dan keempat di setiap bulan kami memutar film-film independen, garda depan, retrospeksi, eksperimental atau film dokumenter dari Eropa dan Indonesia – jadi kami memutar semua genre film, kecuali blockbuster!


 

Kembali