Penayangan film Istirahatlah Kata-Kata

Arthouse Cinema_Jakarta_Istirahatlah Kata-Kata Courtesy of Limaenam Films

Sel., 25.09.2018

19:00

GoetheHaus Jakarta

Sutradara: Yosep Anggi Noen, berwarna, 105 menit, 2016

Pada Juli 1996 kerusuhan pecah di Ibukota Indonesia, Jakarta. Wiji Thukul, seorang penyair ternama menjadi salah satu tersangka biang keladi kerusuhan. Wiji lalu melarikan diri ribuan kilometer dari kota asalnya Solo ke Pontianak di Kalimantan. Sebagai buronan hidupnya penuh ketakutan dan selalu berpindah-pindah. Beberapa aktivis setempat menolong dan melindungi Wiji selama perjalanannya yang berbahaya. Sedikit demi sedikit ia menemukan kedamaian di satu sudut kota yang tersembunyi. Namun, ia tidak pernah dapat berhenti memikirkan nasib istri dan anak-anaknya yang masih tinggal di Solo ketika itu dan juga selalu berada dalam pengawasan aparat keamanan. Bagaimana kehidupan seorang manusia jika dia harus berpisah dari orang-orang yang paling dicintainya?

PERNYATAAN SUTRADARA YOSEP ANGGI NOEN

Istirahatlah Kata-Kata adalah sebuah film yang berdasarkan kisah nyata kehidupan penyair Indonesia terkenal, Wiji Thukul. Membaca puisi Wiji Thukul adalah membaca buku harian seorang manusia sederhana yang tidak sanggup membeli beras dan roti dan soal percakapan-percakapan tetangga di sekitar rumahnya.
 
Wiji menunjukkan kepada kita bahwa puisi dapat disusun dari kata-kata sehari-hari, bukan cuma dari kata-kata yang berbunga-bunga. Karya-karyanya sering kali langsung menunjuk ke sasaran, bahkan kadang naif, sebuah gaya penulisan yang sangat efektif untuk menceritakan mengenai sejarah dan membeberkan kebenaran melawan penindasan oleh pihak-pihak yang berkuasa.
 
Saya melihat Wiji Thukul tetap bersama kita melalui orang-orang dan hal-hal yang ia tinggalkan: tatapan tajam putranya yang skeptis, suara lantang Wani putri sulungnya yang sampai hari ini masih menulis puisi dan memercayai kekuatan puisi, usaha Sipon istrinya menjual barang-barang cendera mata yang mengandung tulisan-tulisan Wiji agar karya Wiji tetap hidup. Saya juga berusaha melihat Wiji dari karya-karyanya yang tidak terlalu populer. Saya harap dengan begitu saya dapat memahami Wiji dengan lebih menyeluruh, sebagai satu jiwa yang melakukan kontemplasi mengenai kehidupan di sekitarnya.
 

YOSEP ANGGI NOEN

Yosep Anggi Noen kuliah Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta. Film panjang pertamanya Vakansi yang Janggal dan Penyakit Lainnya ditayangkan perdana di Festival Film Locarno 2012. Film itu juga memenangi Penghargaan Khusus Dragon and Tiger Award for Young Cinema di Festival Film Vancouver, Kanada dan menerima dua penghargaan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Film pendeknya Nona Kedi yang Tak Pernah Melihat Keajaiban memenangi Penghargaan Film Pendek Terbaik Festival Film Busan 2013 dan mengikuti Festival Film Pendek Tokyo 2014. Istirahatlah Kata-Kata, karya film panjang keduanya, ditayangkan perdana di seksi kompetisi Festival Film Locarno 2016.

 

Arthouse Cinema

Arthouse Cinema merupakan acara film rutin Goethe-Institut di Indonesia di Jakarta. Setiap Selasa kedua dan keempat di setiap bulan kami memutar film-film independen, garda depan, retrospeksi, eksperimental atau film dokumenter dari Eropa dan Indonesia – jadi kami memutar semua genre film, kecuali blockbuster!

 

Kembali