Penayangan film Käthe Kollwitz - Bilder eines Lebens

Arthouse Cinema Jakarta_Käthe Kollwitz_Bilder eines Lebens © DEFA Stiftung/Norbert Kuhroeber

09.07.2019 | 19:00 WIB

GoetheHaus Jakarta

Sutradara: Ralf Kirsten, berwarna, 96 menit, 1986-1987

Käthe Kollwitz berusia 47 tahun pada awal Perang Dunia I. Saat itu ia telah menjadi seorang seniman yang terkenal, disegani dan telah meraih berbagai penghargaan. Putranya yang paling kecil, Peter, mendaftar secara sukarela untuk berperang dan tewas dua minggu kemudian. Pengalaman pahit ini meninggalkan luka mendalam pada Kollwitz dan mengubah karya-karyanya untuk seterusnya. Demikian pula nasib orang-orang miskin yang setiap hari ia temui. Ia dan suaminya, seorang dokter yang juga hidup sederhana, Karl Kollwitz, tinggal di Prenzlauer Berg di Berlin, lingkungan yang banyak dihuni kelas pekerja. Akhir berdarah-darah Revolusi November (juga dikenal sebagai Revolusi Jerman yaitu akhir masa Perang Dunia I yang ditandai dengan bergantinya sistem kekuasaan di Jerman dari pemerintahan yang bersifat kekaisaran menjadi republik yaitu Republik Weimar - Penerj.) menghancurkan harapan Kollwitz akan masa depan Jerman. Namun, ia masih terus berkarya dan merefleksikan ide-idenya mengenai situasi kehidupan yang lebih baik. Pada masa Nazi ia masuk daftar orang yang tidak diinginkan dan disudutkan untuk mengundurkan diri “atas keinginan sendiri“ dari Akademi Seni Prusia. Kollwitz adalah satu-satunya perempuan di institusi tersebut. Saat Perang Dunia II berkecamuk ia terpaksa meninggalkan Berlin. Di ujung hayatnya Kollwitz hidup sendiri dan mengalami sakit di Dresden.

(Sumber: Das zweite Leben der Filmstadt Babelsberg. DEFA-Spielfilme 1946-1992/Kehidupan Kedua Kota Film Babelsberg. Film-film Fiksi DEFA 1946-1992)
 

Kembali