Perbincangan Sejarah Dalam Pendaran Layar

BINGKIS_Sejarah Dalam Pendaran Layar © Goethe-Institut Indonesien

19.11.2020
19.00 - 20.30 WIB

Online

Youtube Live bersama Anggraeni Widhiasih, Umi Lestari, dan Yosep Anggi Noen

Representasi memainkan peran vital dalam sejarah. Melalui kehadiran representasi sejarah menjadi dapat dibicarakan dan ditelaah kembali. Salah satu medium representasi yang dapat digunakan untuk menghadirkan kembali sejarah maupun pengalaman kesejarahan adalah film.
 
Sejak pertama kali gambar bergerak dibuat dan dihadirkan pada publik, ia telah digunakan untuk mencatat peristiwa-peristiwa dan konteks yang berlangsung di sebuah zaman, termasuk pula konteks yang berkenaan dengan negara-bangsa.
 
BINGKIS edisi kali ini mengundang para pembicara untuk berdialog dengan penonton mengenai bagaimana sejarah dihadirkan dalam sinema. Dalam konteks Indonesia, beberapa film bahkan menjadi semacam bentuk referensi utama mengenai satu peristiwa sejarah tertentu. Sebaliknya, beberapa film justru dihilangkan sehubungan dengan kepentingan politik penguasa pada suatu masa tertentu. Pengelolaan sejarah dalam ranah sinema pun menjadi krusial tak hanya karena persoalan politik representasinya saja, tetapi juga soal bagaimana ia hadir dalam konteks ruang dan waktu tertentu.

Anggraeni Widhiasih

Anggraeni Widhiasih adalah salah satu anggota Forum Lenteng dan bagian dari tim seleksi Kompetisi Internasional festival ARKIPEL – Jakarta International Documentary and Experimental Film Festival sejak 2019. Ia lulusan jurusan Hubungan Internasional Universitas Indonesia. Dalam beberapa artikel yang ia tulis ia membahas tentang rezim, estetika dan kesejarahan.
 

Umi Lestari

Umi memberi perhatian khusus pada penulisan kembali sejarah film Indonesia dan estetikanya, terutama untuk film yang diproduksi pada 1950an. Tulisan Umi tentang film Indonesia terkini dapat dilihat di blog miliknya umilestari.com, Nang Magazine (versi daring) dan Jurnal Footoge. Penelitiannya  tentang Basuki Resobowo, seniman Lekra yang juga menjadi penata artistik awal Perfini, terbit di Jurnal Southeast of Now. Sedangkan penelitiannya tentang Dr. Huyung, sutradara berkebangsaan Korea yang kemudian menjadi tentara Jepang lalu memilih menjadi warga negara Indonesia, ada di Journal of Korean and Asian Arts. Saat ini Umi adalah salah satu pengajar di Prodi Film, Universitas Multimedia Nusantara.
 

Yosep Anggi Noen

Anggi adalah sutradara yang membuat film dokumenter, fiksi dan juga mengeksplorasi medium audio visual lainnya. Film panjang terbarunya berjudul The Science of Fictions tayang perdana di dalam sesi kompetisi utama Locarno Fim Festival 2019 dan mendapatkan penghargaan Special Mention. Film ini berkeliling ke 20 festival film di dunia; Rotterdam, Busan, AFI Fest Los Angeles, Tokyo, Singapura dan lain-lain. Film ini juga memenangi penghargaan penyutradaraan di Porto Post Doc Film and Media Festival, Portugal.

Menuju rekaman video Menuju rangkaian acara: BINGKIS

Kembali