Pemutaran Film Walchensee Forever (2019) dan Greetings from Fukushima (2016)

Grüße aus Fukushima © Majestic - Mathias Bothos

08.04.2023
14.00 dan 16.00 WIB

GoetheHaus Jakarta

Walchensee Forever, 2019, Janna Ji Wonders
14.00 WIB

Dalam film dokumenternya yang berjudul WALCHENSEE FOREVER, sutradara Janna Ji Wonders memulai sebuah petualangan terkait pencarian jati diri yang mencakup empat wanita selama lebih dari satu abad. Untuk mengungkap rahasia dan perannya dalam sebuah rantai generasi, Wonders membawa kita menelusuri perjalanan mulai dari kafe keluarga di Danau Walchensee, Bavaria, melalui Meksiko ke kota San Francisco selama "Summer of Love", kuil-kuil India, komune Jerman, dan kembali ke Danau Walchensee. Pertanyaan tentang identitas, asal-usul dan pemenuhan diri seperti yang ditanyakan melalui pencarian kehidupan, cinta dan kematian. Sebuah kisah pribadi tentang siklus kehidupan.


Greetings from Fukushima, 2016, Dorris Dörrie
16.00 WIB


Marie, perempuan muda Jerman, pergi ke Jepang setelah gagal meraih impiannya. Ia bergabung dengan organisasi Clowns4help, yang hendak menghibur para korban bencana alam yang melanda Fukushima pada tahun 2011. Sebagian besar orang lanjut usia yang masih tinggal di penampungan darurat karena tidak mau atau tidak bisa pindah ke tempat lain. Marie segera manyadari ia tidak sanggup menjalani tugas ini. Tetapi sebelum ia kabur lagi, ia bertemu Satomi yang keras kepala, geisha terakhir di Fukushima, yang bertekad kembali ke rumahnya yang harcur di kawasan terlarang. Marie membantu Satomi membereskan rumah. Kedua perempuan yang sangat berbeda itu bukan saja menjadi akrab satu sama lain, tetapi juga menghadapi momok masa silam masing-masing.

Setelah sukses dengan Kirschblüten – Hanami (Bunga Ceri), Dorris Dörrie – yang merangkap sebagai penulis sekenario – kembali ke Jepang. Drama hitam-putih ini menyajikan kisah puitis yang universal mengenai melepaskan masa lalu dan melanjutkan kehidupan. Berkat ketenangan dan gambar yang indah, Greetings from Fukushima mampu menyajikan hubungan dua perempuan berbeda secara hidup sambil mengangkat suasana Fukushima yang bagaikan kota hantu.

Arthouse Cinema

Kembali