Bercerita Lintas Media

7 November 2020 
17:30 — 18:30  WIB (gelar wicara)
Moderator: Elisa Audina (Rekata Studio)
Pembicara: Indah Darmastuti (Difalitera), Sherin Wijaya (Rekata Studio), Putu Fajar Arcana (Harian Kompas)
Bahasa: Bahasa Indonesia (tanpa terjemahan)


  ↩ see full Program

Apa itu bercerita lintas media? Apa saja tantangan dalam mengadaptasi cerita dari satu medium ke medium yang lain? Pembicara akan berbagi praktik terbaik dari proyek terbaru mereka dan menjelajahi seluk-beluk dalam mengadaptasi cerita berbasis teks menjadi cerita berbasis audio. Bagaimana teks dan audio menyampaikan sebuah cerita?
 
Youtube
 
Elisa Audina adalah bagian dari Rekata Studio, yang diawali dari kegemarannya dalam membaca hingga mendapat kesempatan turut serta pada perjalanan berkembangnya Gramedia Writing Project. Berkecimpung dalam pengembangan intellectual property milik penerbit Kompas Gramedia menjadi salah satu bentuk pengenalan yang lebih dekat dengan buku dan karya tulis.

Indah Darmastuti lahir dan tinggal di Solo. Menulis prosa, cerita anak, dan ulasan seni pertunjukan, khususnya tari. Pendiri www.difalitera.org, situs web sastra suara untuk difabel netra yang bisa diakses dan diunduh gratis. Ia juga merintis Teras Baca, aktivitas membaca novel bersama difabel netra. Saat ini, ia sedang menyusun pendokumentasian Bahasa Daerah Nusantara yang dihimpun di astranusantara.difalitera.org. Buku terbarunya merupakan kumpulan cerita Pengukur Bobot Dosa (Marjinkiri, 2020).

Sherina Wijaya merupakan mahasiswi tingkat akhir di University of Pennsylvania dan Market Analyst Intern di Rekata Studio. Selain mempelajari bidang bisnis dan pemasaran, Sherina juga aktif dalam berbagai kelompok seni di Indonesia dan Amerika Serikat.

Putu Fajar Arcana, lahir di Bali 1965. Ia jurnalis dengan kemampuan menulis genre sastra beragam: lakon-lakon monolognya dipergunakan sebagai naskah wajib Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) yang digelar Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendisikan dan Kebudayaan RI. Dua buku terbarunya terbit di saat pandemi korona, yakini ePILOG: Esai Kebudayaan Kompas (esai) dan Budak Naga (puisi). Ia juga menulis tiga kumpulan cerpen, Bunga Jepun (2002), Samsara (2005), dan Drupadi (2016). Novelnya, Gandamayu (2012) dipentaskan Teater Garasi tahun 2012 di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ). Tahun 1997 telah menerbitkan antologi puisi Bilik Cahaya dan Manusia Gilimanuk (2012). Ia mendirikan Arcana Foundation untuk menggelar pelatihan menulis daring dan menjadi inisiator Workshop Cerpen Kompas tahun 2011. Putu juga menjadi tim kreatif proyek seni Indonesia Kita bersama Agus Noor dan Butet Kartaredjasa, yang mementaskan lakon-lakon komedi satir. Karya-karya jurnalistiknya berupa laporan perjalanan, kuliner, wawancara khusus para tokoh, dan ulasan tentang seni.