UNEP Ecofilmprize
Kita sering bertanya-tanya, bagaimana kita dapat ikut menciptakan masyarakat yang lebih lestari? ‘Eat, Grow, Love’ mengunjungi berbagai tempat di seluruh dunia untuk menemukan permakultur yang menyediakan sebagian jawaban dari pertanyaan tadi. Enam orang yang tinggal di iklim berbeda-beda membuktian bahwa rancangan sistem dengan prinsip permakultur bisa menjadi solusi. Banyak dari kita yang ingin mengonsumsi makanan yang lebih sehat dan terdorong untuk kembali terhubung dengan alam. Hal ini dilandasi oleh kesadaran bahwa waktu amat berharga, sementara kita menjalani kehidupan yang sibuk dan penuh tekanan, sehingga kita mengonsumsi makanan termudah yang tersedia. Kita pun menjadi teralihkan dan terputus dari alam. Namun, bagaimana jika prinsip-prinsip sederhana, yang bernama permakultur, bisa membantu kita mendapatkan ilmu untuk menanam makanan sendiri—di tepian jendela, di pekarangan rumah, bahkan di atap—tanpa menyita waktu? Film ini mengangkat 6 orang di enam negara: Islandia, Palestina, AS, Australia, Inggris, dan India yang menemukan permakultur sebagai jawaban dari permasalahan mereka. Permakultur adalah solusi untuk kita yang ingin menyiapkan warisan yang dapat dibanggakan kepada generasi mendatang; warisan berupa rancangan sistem untuk menanam makanan sendiri dengan produktif dan berkelanjutan.