Goethe-Institut

Indonesia
Pre-Jury

Pra-juri lebih dari 30 profesional pendidikan sains lokal dan komunikasi sains dari negara-negara yang berpartisipasi terlibat erat dalam pemilihan film.

Di Indonesia pra-juri pada tahun 2025 terdiri dari anggota-anggota berikut:
Arizki Widayanto
Science Film Festival - Pre-Jury - Arizki Widayanto

Edukator sains di PUSPA IPTEKDA

Arizki Widayanto merupakan edukator sains di Pusat Peraga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Daerah (PUSPA IPTEKDA) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang aktif mengembangkan program literasi sains berbasis aktivitas dan media interaktif. Fokus kerjanya adalah mendekatkan ilmu pengetahuan kepada masyarakat, khususnya generasi muda, melalui pendekatan yang kontekstual, aplikatif, dan menyenangkan.

Sebagai juri Science Film Festival 2025, Arizki menilai film-film edukatif dari perspektif lokal dan kebermanfaatannya dalam meningkatkan pemahaman tema Green Jobs. Ia percaya bahwa film adalah medium yang efektif untuk menginspirasi kesadaran lingkungan dan membentuk generasi yang siap berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan.

Rubina Gabriella Erdame Pasaribu
Science Film Festival - Pre-Jury - Rubina Gabriella Erdame Pasaribu

Siswi SMA Kolese Gonzaga

Rubina Gabriella Erdame Pasaribu, yang lebih akrab dipanggil Rubina, adalah peserta didik kelas 12 di SMA Kolese Gonzaga. Lahir pada 14 November 2007, Rubina dikenal sebagai sosok yang aktif di bidang akademik dan non-akademik. Di sekolah, ia menjabat sebagai Ketua Komunitas Catur, yang menjadi wadah pengembangan minat dan prestasi para anggotanya di bidang olahraga catur.

Selain itu, Rubina memiliki kemampuan berbahasa Jerman dan  memainkan piano. Rubina sangat antusias untuk berpartisipasi dalam Science Film Festival 2025, dengan harapan dapat menciptakan kenangan baru dan pengalaman berharga.

Dzana Emmanuelle Panjaitan
Science Film Festival - Pre-Juri - Dzana Emmanuelle Panjaitan

Siswi SMPK 4 Penabur Bilingual Jakarta

Dzana Emmanuelle Panjaitan was born in Lausanne, Switzerland on the 9th of February 2010. She is now a 9th grader in SMPK 4 PENABUR Bilingual Jakarta. Dzana lived in Switzerland until she was 2 years old then moved to Surabaya until she moved to Jakarta in 6th grade.

Not only school subjects, Dzana has extra lessons including ballet, Mandarin, German, taekwondo, and piano. She has joined several piano competitions and showcases, joined a taekwondo match and got a silver award, and is now in advanced 1 ballet.

Dzana is also fond of photography, cooking, and musical theater. She once won 1st place in a photography competition in her old school. A few months prior, she joined a short movie competition by Bank Indonesia and made a short musical on Rupiah.

Science has always been something interesting for Dzana, this chance of being a judge in the Science Film Festival will be a memorable experience.

Jap Brandon
Science Film Festival - Pre-Jury - Jap Brandon

Universal School Jakarta

Jap Brandon lahir di Jakarta, Indonesia pada tanggal 26 Juni 2015. Saat ini, ia duduk di kelas 5 di Universal School Jakarta. Brandon tinggal di Jakarta Selatan, tepatnya di daerah Gatot Subroto.

Selain pelajaran sekolah, Brandon juga mengikuti pelajaran tambahan seperti Mandarin, Basket, Renang, dan Kelas Piano. Pada bulan Mei 2025, Brandon mengikuti kompetisi Universal Got Talent dan memenangkan penghargaan spesial “Heart and Soul Award”. Ia juga berpartisipasi dalam Shark Tank Junior pada bulan Februari 2025 dan meraih penghargaan “Produk Paling Inovatif” atas ciptaannya berupa alat pencuci buah dan sayur yang terbuat dari bahan alami antibakteri yang kuat.

Brandon memiliki minat yang sangat besar dalam bidang musik, khususnya piano. Ia sangat menyukai lagu-lagu Yiruma dan telah memainkan lagu “River Flows in You” dalam dua konsernya.

Brandon merasa sangat senang mendapatkan kesempatan menjadi juri dalam Science Film Festival ini. Ini akan menjadi pengalaman yang sangat berkesan bagi Brandon.

Syamsuri, S.Pd
Science Film Festival - Pre-Jury - Syamsuri, S.Pd

Guru Bahasa Jerman SMA Negeri 1 Gowa dan Content Creator

Syamsuri adalah seorang guru Bahasa Jerman yang memulai karir sejak tahun 2010 hingga sekarang. Sebagai pendidik di SMA Negeri 1 Gowa, ia senang mengeksplor beragam media ajar baik konvensional mau pun digital dengan tujuan menghadirkan pembelajaran yang tidak hanya menyenangkan juga kontekstual dan tentunya bermakna. Hal inilah yang mengantarkan Herr Sami, sapaan akrab beliau, untuk menjajal dan mengembangkan pembelajaran yang melibatkan media sosial seperti TikTok dan Instagram.

Rutin membuat konten edukasi berupa tips dan trik pembelajaran yang menyenangkan termasuk beberapa proyek kolaborasi bersama dengan rekan guru bahasa dari sekolah yang sama juga rekan guru dari provinsi lain berhasil menaikkan ketertarikan siswa terhadap pelajaran bahasa asing juga membuka wawasan rekan-rekan guru lain untuk menghadirkan pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

Kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan Science Film Festival 2025 adalah sebuah Moment yang sangat menyenangkan juga berharga karena dapat menjadi bagian dari usaha untuk mengenalkan perlindungan alam, iklim dan lingkungan lewat film-film edukasi dari berbagai negara. Semoga, lewat kegiatan luar biasa ini, SFF dapat terlaksana dengan baik begitu pula tujuan yang diharapakn dapat terpenuhi.

Dini Jembar Wardani
Science Film Festival - Pre-Jury - Dini Jembar Wardani

Jurnalis di media Greeners.co

Dini adalah seorang jurnalis perempuan yang aktif menulis isu-isu lingkungan hidup di media Greeners.co. Ia memiliki ketertarikan mendalam terhadap berbagai topik seperti pengelolaan sampah, perubahan iklim, transisi energi, keanekaragaman hayati, serta kiprah komunitas dan individu dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Selain profesinya sebagai jurnalis, Dini juga gemar bersepeda, menjelajah, dan menulis tentang kuliner, lingkungan, serta kehidupan sosial di sekitarnya. Baginya, bermain di sungai, laut, atau alam terbuka sambil berdialog tentang isu-isu lingkungan adalah bentuk kesenangan sekaligus cara membumikan kepedulian terhadap alam.

Dini telah menerima berbagai penghargaan dan dukungan liputan. Ia pernah mendapatkan Environmental Journalism Fellowship dari American Bar Association Rule of Law Initiative, di mana ia meliput topik perubahan iklim dan hak asasi manusia di kawasan pesisir. Ia juga memperoleh fellowship dari Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil Mikro (ASPPUK) untuk meliput perjuangan perempuan dalam bisnis berkelanjutan. Selain itu, dalam upayanya mendalami isu transisi energi, Dini menerima beasiswa liputan dari Green Faith Indonesia, yang membawanya berkeliling meliput masjid-masjid di Indonesia yang telah menggunakan panel surya.

Bagi Dini, jurnalisme lingkungan bukan sekadar profesi, tetapi bentuk nyata dari kepeduliannya untuk mengajak publik lebih peduli terhadap kelestarian bumi demi keberlanjutan hidup dan masa depan generasi mendatang.