Mencari makna senyuman Irwan Ahmett, Tita Salina dan Mark Teh
"Sesungguhnya senyum pernah hilang dari Pulau Jawa selama lebih dari 30.000 tahun."
Apocalyptic Smile adalah karya
performance terbaru Irwan Ahmett (Iwang) & Tita Salina yang berangkat dari pengalaman masa kecil mereka mengalami gerhana matahari total pada 11 Juni 1983 dan propaganda pemerintah seputar gerhana itu. Gerhana terjadi singkat, namun meninggalkan kesan mendalam bagi Tita dan Iwang terutama karena informasi bahwa melihat gerhana bisa menyebabkan buta sepanjang sisa hidupnya.
Performance terbagi menjadi lima babak yaitu Sun/matahari, Mourning/duka, Inclusion/Inklusi, Linguistic/linguistic, Evidence/Bukti. Didukung oleh beragam bentuk arsip dan temuan, alat peraga serta footage video dan visual, Iwang dan Tita mempertanyakan gestur senyuman yang lumrah kita temui sebelum pandemi melalui paparan peristiwa-peristiwa bersejarah, propaganda, dan takhayul tentang represi dan eksploitasi.
Dalam BINGKIS kali ini, Iwang, Tita, dan sang kurator Mark Teh akan menginvestigasi kembali konteks pembuatan Apocalyptic Smile sambil menyoroti aspek “menjadi saksi” di
performance ini.
Sebelum diskusi, harap saksikan
performance mereka
di sini. Karya ini terwujud berkat ROH Projects.
Menuju rekaman video
Menuju rangkaian acara: BINGKIS
Kembali