Digital Discourses

Humanisme di Era AI

Digital Discourses 2023 © Goethe-Institut Indonesia

Pada permulaan era AI ini, diskusi mengenai implikasi etika dari perkembangan AI mutlak dibutuhkan. AI menciptakan peluang baru dan mendorong inovasi. Namun, apa konsekuensinya?

Terkini

Seri konferensi

Program

Pembicara: Dr. Anna Jobin (Jerman)

Kecerdasan Buatan (AI) bukan hanya meliputi bidang teknis, tetapi juga merupakan masalah sosial. Hal ini terbukti dengan meningkatnya permintaan akan 'AI yang etis'. Pedoman dan prinsip-prinsip etika AI yang ada saat ini menyoroti tantangan besar terkait dengan prioritas nilai, implementasi, dan isu-isu yang lebih luas di luar etika dan AI. 

Pembicara: Dr. Ir. Lukas (Indonesia)

AI di Indonesia berkembang pesat, mendorong inovasi di berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan, pertanian, dan keuangan. Dengan investasi dan kumpulan talenta yang terus bertambah, hal ini mengubah koeksistensi manusia dan mesin.

Pembicara: Lena Rickenberg (Jerman)

Apakah AI merupakan berkah dari langit untuk memecahkan tantangan terbesar dan tersulit di zaman kita atau apakah kelemahan AI - seperti kode yang bias - lebih besar daripada prospek positifnya? Perbandingan keuntungan dan kerugian, menampilkan contoh-contoh dari sektor mobilitas, tinjauan singkat tentang rencana Uni Eropa untuk mengatur AI, dan kursus singkat bahasa Jerman.

Pembicara: Dr. Jun-E Tan (Malaysia)

Kehebohan yang terjadi baru-baru ini seputar kecerdasan buatan (AI) telah memicu diskusi yang signifikan dan mendorong minat serta regulasi dalam skala global. Dalam diskusi ini, kami akan membahas berbagai jenis risiko yang ditimbulkan oleh AI dan mempertimbangkan tantangan tata kelola AI dalam konteks Asia Tenggara.

Pembicara: Arthit Suriyawongkul (Thailand)

Sesi ini mengeksplorasi persyaratan akuntabilitas AI yang ada dalam proposal regulasi AI Uni Eropa dan Thailand. Langkah-langkah apa yang akan dilakukan agar sistem AI "berkomitmen pada kewajiban hukum dan etika", "menjelaskan dan menunjukkan penerapan etika kepada pemangku kepentingan internal dan eksternal", dan "memperbaiki kegagalan untuk bertindak dengan benar"?

Moderator: Hafiz Noer (Indonesia)

Regulasi dan pedoman terkait etika menjadi pedoman dalam pengembangan AI. Namun, pelaksanaannya dan tata kelola yang efektif masih sarat rintangan. Bias algoritma, masalah dengan privasi data, akuntabilitas, transparansi, dan potensi penyalahgunaan AI serta konsekuensi yang tidak diinginkan—semua ini merupakan tantangan-tantangan besar.  
 
Akankah peraturan yang ketat terhadap AI menguntungkan masyarakat, atau justru menahan laju inovasi pada masa adopsi awal ini? Bagaimana pedoman etika sebaiknya dilaksanakan? Uni Eropa memilih pengaturan yang lebih ketat, namun peraturan seperti itu di Asia Tenggara acap kali berkorelasi dengan pelanggaran hak-hak digital dan pengawasan yang lebih lekat dari pemerintah. Bagaimana caranya memastikan agar regulasi AI tetap menghormati hak-hak asasi manusia di ranah digital?  
 
Panel ini akan mendiskusikan strategi yang digunakan berbagai masyarakat untuk menghadapi tantangan-tantangan ini.


Pembicara dan Moderator

Dr. Anna Jobin adalah Peneliti Senior di Humboldt Institute for Internet & Society Berlin sekaligus Peneliti Senior dan Dosen di Institut Human-IST di Universitas Fribourg.

Dr. Lukas adalah dosen di jurusan Teknik Elektro, Universitas Atma Jaya. Saat ini menjabat sebagai Ketua Indonesia Artificial Intelligence Society (IAIS) dan pendiri komunitas keamanan, Indonesia Honeynet Project (IHP).

Lena Rickenberg bekerja di lembaga think tank iRights.Lab sebagai pemimpin proyek untuk mobilitas digital sekaligus bagian dari tim yang bertanggung jawab untuk penelitian dan komunikasi tentang AI dan Etika. Ia belajar Manajemen Politik dan bekerja di sektor startup serta nirlaba sebelumnya.

Dr. Jun-E Tan adalah Senior Research Associate di Khazanah Research Institute. Minat penelitiannya saat ini mencakup hak-hak digital dan tata kelola AI dalam konteks Asia Tenggara dan Malaysia.

Arthit Suriyawongkul adalah ilmuwan komputer dan antropolog. Ia juga merupakan peneliti PhD yang berfokus kepada akuntabilitas AI di Pusat Penelitian SFI untuk Teknologi Konten Digital Berbasis AI di Trinity College Dublin, Irlandia.

Hafiz Noer adalah Kepala Kebijakan Publik, Hubungan Pemerintah, dan Penelitian di Center for Digital Society, UGM. Bidang penelitian utamanya meliputi studi inovasi, sains dan teknologi, dan kebijakan publik. Ia meraih gelar master di bidang Inovasi, Kebijakan Publik, dan Nilai Publik dari University College London.

Digital Discourses 2023 © Goethe-Institut Indonesia


Nawala

Berlangganan untuk informasi konferensi “Digital Discourses” selanjutnya:

MITRA

MITRA MEDIA

Media Sosial