Akses cepat:

Langsung ke konten (Alt 1) Langsung ke menu utama (Alt 2)

Digital Discourses
Jurnalisme Warga: Kekuatan Publik

panel 4

Setiap orang dengan ponsel pintar dapat menyumbangkan informasi dari tempat-tempat yang sulit atau bahkan tidak dapat diakses oleh wartawan. Jurnalis warga telah menjadi kontributor untuk media berita dan merupakan sumber berita yang penting. Bagaimanakah jurnalisme warga akan berevolusi di era media sosial? Apa saja risiko terkait kontribusi warga yang tidak disunting, dan bagaimanakah jurnalisme warga bisa berkontribusi kepada perdebatan publik?


Pembicara

Luh De SuriyaniPrivat: © Luh De Suriyani

Luh De Suriyani

jurnalis lepas yang memilih jurnalisme sebagai jalan hidup sejak masih mahasiswa. Ia mendapat pendidikan jurnalistik di Pers Mahasiswa Akademika, Universitas Udayana dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Sejak 2007, ia terlibat dalam pengelolaan media jurnalisme warga BaleBengong karena meyakini warga juga bisa memproduksi informasi yang relevan. Saat ini ia menulis mengenai topik lingkungan untuk Mongabay Indonesia dan menjadi pengurus nasional AJI bidang internet.

Danilo CaspePrivat: © Danilo Caspe

Danilo Caspe

bekerja di Kamboja sebagai pelatih dan konsultan pelatihan untuk sejumlah organisasi hak asasi manusia setempat dari 1995 sampai 2004, kemudian menempati posisi purnawaktu di Cambodian Center for Human Rights (CCHR) sampai 2007. Setelah itu, ia bergabung dengan beberapa rekannya di CCHR untuk membentuk Cambodian Center for Independent Media (CCIM), lalu mendirikan beberapa outlet media penyiaran dan daring. Pada tahun 2010, ia kembali ke negara asalnya Filipina untuk bekerja bersama organisasi-organisasi advokasi perdamaian sampai 2015. Selanjutnya, ia kembali ke Kamboja untuk meneruskan pekerjaannya bersama CCIM hingga sekarang sebagai direktur mobilisasi sumber daya.

Justus von Daniels© Ivo Mayr

Justus von Daniels

adalah pemimpin redaksi ruang berita nirlaba Correctiv. Pada tahun 2018 membangun jaringan jurnalisme Correctiv.lokal. Sebelumnya ia bekerja sebagai wartawan investigatif untuk Correctiv sejak 2015. Justus menempuh pendidikan sebagai pengacara dan mengikuti program pascadoktoral di sejumlah institusi akademis di AS, antara lain di Institute for Advanced Study di Princeton, sebelum terjun ke bidang jurnalisme. Proyek berbasis khalayak “Who owns the city” meraih sejumlah penghargaan jurnalistik.


Moderator

Permata AdindaPrivat: © Permata Adinda

Permata Adinda

menjadi jurnalis sejak 2018 dan bergabung dengan Project Multatuli sejak Agustus 2021. Pada tahun 2021, ia menjadi peserta fellowship Citradaya Nita 2021 bertemakan “Dampak Covid-19 terhadap Perempuan dan Kelompok Marginal”. Selain di Project Multatuli, tulisan-tulisannya juga pernah diterbitkan di The Jakarta Post, Tirto.id, dan Jurnal Ruang.

Top