Sutradara: Valeska Grisebach | Pemeran: Meinhard Neumann, Reinhardt Wetrek, Syuleyman Alilov Letifov, Veneta Frangova, Vyara Borisova | Bahasa: Bahasa Jerman, bahasa Bulgaria, Teks terjemahan bahasa Inggris
Sekelompok pekerja dari Jerman datang ke sebuah desa di pinggiran Bulgaria untuk sebuah pekerjaan konstruksi. Pekerjaan mereka mengalami berbagai hambatan dan tantangan, terutama soal distribusi air yang dibutuhkan pula oleh warga desa. Masuknya segerombolan orang asing dalam teritori mereka, membuat warga desa cenderung waspada dan berhati-hati. Sikap para pekerja yang acuh tak acuh, justru semakin memperkeruh suasana, apalagi ketika salah satu dari mereka menggoda seorang perempuan dari desa yang sedang berenang di sungai, situasi menjadi semakin panas.
Cerita berpusat pada Meinhard (Meinhard Neumann), salah satu pekerja baru dalam kelompok ini, yang tak memiliki keluarga kecuali satu saudaranya yang sudah meninggal. Berada di sebuah desa nan indah dan menantang, Meinhard menelusuri dan berpetualang ke penjuru desa hingga perjalanannya mempertemukan ia dengan seekor kuda liar yang ternyata dimiliki oleh Adrian (Syuleyman Alilov Letifov), seorang centeng di desa itu. Hubungan Meinhard dan Adrian kemudian berkembang dan terjalin kuat, selayaknya kakak adik yang saling melindungi dan menghormati, meskipun keduanya tidak saling memahami bahasa masing-masing. Semakin dekat hubungan keduanya, Meinhard semakin ingin hidup bersama warga desa dari pada bersama para pekerja dari kelompoknya sendiri.
Hampir sepanjang film, kita melihat mereka berbicara dalam bahasa Bulgaria dan Jerman tanpa saling benar-benar memahami, kecuali sebagian kecil dari warga desa yang memang berbahasa Jerman dengan terbata, berkat sejarah masa lalu Bulgaria dan Jerman semasa Perang Dunia I dan II serta letak geografis kedua Negara yang memang terbilang cukup dekat. Anehnya, sepanjang menonton film ini, kita sebagai penonton mengalami setiap detil kecanggungan, ketegangan dan hambatan dalam berbahasa, namun tak pernah kehilangan pemahaman kita sendiri atas setiap peristiwa yang terjadi dalam cerita.
Berkat penyutradaraan dengan gaya realis dan pergerakan ritme bercerita yang tenang dari sutradara Valeska Grisebach, kita menikmati setiap perjalanan serta peralihan emosi dari para pemain yang memang mampu menghidupi setiap karakter dengan luar biasa baik. Kita jadi merasa benar-benar dekat dan paham akan kehidupan para tokoh di dalam film dengan seluruh gesekan-gesekan hubungan mereka yang mencekam dan menegangkan.
Lahir di Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia pada 1985.
Basbeth belajar musik tradisional dan komunikasi sebelum akhirnya jatuh cinta dengan seni membuat film. Ia belajar film otodidak, merupakan salah satu lulusan Berlinale Talent Campus di Jerman dan Asian Film Academy di Korea Selatan ketika ia memenangi beasiswa BFC & SHOCS Fund. Sejak 2008 ia telah menyutradarai dan memproduseri sekitar sepuluh film pendek yang banyak mendapat tempat dan penghargaan di berbagai festival nasional dan internasional. Another Trip to the Moon (2015) adalah film panjang pertamanya yang mendapat nominasi HIVOS-Tiger Award dan NETPAC Award of the International Film Festival Rotterdam 2015. Film panjang keduanya Mencari Hilal (The Crescent Moon, 2015) dinominasikan untuk Asian Future Award dalam rangka Festival Film Internasional Tokyo 2015 dan meraih tujuh kategori nominasi, antara lain untuk film terbaik, skenario asli terbaik, dan sutradara terbaik dalam rangka Festival Film Indonesia 2015. Sementara itu karya Basbeth berikutnya, Talak 3 (2016), mendapat pujian dari banyak kritikus film, menempati 15 film terlaris Indonesia 2016 dan dinominasikan untuk kategori skenario asli terbaik Festival Film Indonesia 2016. Mobil Bekas dan Kisah-Kisah dalam Putaran (The Carousel Never Stops Turning, 2017) adalah film panjang keempatnya. Film ini mendapat nominasi Kim Ji-seok Award pada Festival Film Internasional Busan 2017 dan terpilih sebagai program utama Festival Film Internasional Tokyo 2017. Karya terakhir Basbeth antara lain Woo Woo (atau Those Silence That Kills You and Me) dan film panjang kelimanya yang merupakan adaptasi novel berjudul sama, Arini. Kedua film tersebut akan dirilis pada 2018.
Basbeth adalah juga produser dan pendiri Matta Cinema, satu rumah produksi yang mengkhususkan perhatiannya pada pembangunan penonton film Indonesia dan produksi film artistik dengan cara bekerja sama dengan sutradara-sutradara yang unik dan kreatif. Ia juga produser dan pendiri Bosan Berisik Lab, sebuah laboratorium multi-disiplin dan non-profit untuk mendukung sutradara-sutradara muda yang ingin bereksperimen melalui karya mereka. Selain itu, ia juga turut mendirikan dan menjadi salah satu penyusun program Jogja-NETPAC Asian Film Festival, satu festival film ternama yang menampilkan perkembangan terkini sinema Asia yang diadakan setahun sekali di Yogyakarta, Indonesia.
Sekelompok pekerja konstruksi Jerman bertolak ke tempat pembangunan di pedalaman Bulgaria. Negeri yang asing dan lanskap yang keras dan belum tersentuh itu membangkitkan gairah bertualang mereka. Pada saat yang sama mereka dihadapkan dengan prasangka dan kecurigaan mereka sendiri. Meskipun hubungan dengan para penduduk desa terdekat kurang baik – antara lain akibat kendala bahasa yang pada awalnya nyaris tidak teratasi – Meinhard berhasil menjalin pertemanan dengan warga setempat; rekannya Vincent mengamati upaya pendekatan itu dengan rasa curiga bercampur iri. Desa yang berdekatan itu menjadi panggung bagi kedua laki-laki itu untuk memperebutkan pengakuan dan dukungan para penduduk desa.
Dalam Western, Valeska Grisebach menghadirkan drama benturan budaya yang intens dengan pemeran-pemeran non-profesional
Ketegangan yang luar biasa ... Para pemeran non-profesional, baik dari Bulgaria maupun Jerman, memberi film ini suatu konsistensi yang benar-benar melepaskan diri dari ranah fiksi. Ketubuhan, kemanusiaan, dan kenyataan yang begitu melimpah adalah sesuatu yang langka ditemui di bioskop.
Badische Zeitung
Jakarta
06.10.2018 | 17.00 WIB | Goethe-Haus Denpasar
06.10.2018 | 17.00 WIB | Level 21 XXI Bandung
13.10.2018 | 17.00 WIB | Ciwalk XXI Makkassar
13.10.2018 | 17.00 WIB | Nipah XXI Yogyakarta
20.10.2018 | 17.00 WIB | Empire XXI Surabaya
20.10.2018 | 17.00 WIB | Sutos XXI
Valeska Grisebach lahir pada 1968 di Bremen, kuliah ilmu filsafat dan ilmu sastra di Berlin, Munich dan Wina. Pada 1993 ia mulai kuliah penyutradaraan pada Akademi Film Wina, salah satu dosennya antara lain Michael Haneke. Film karya akhirnya, Mein Stern, meraih Penghargaan FIPRESCI di Toronto dan Penghargaan Utama (kategori Film Terbaik) di Torino. Sehnsucht, film cerita keduanya, diikutkan pada seksi kompetisi Festival Film Berlin 2006 dan meraih banyak penghargaan internasional. Valeska Grisebach pernah menjadi dosen pada Akademi Film dan Televisi Berlin (DFFB).