Pameran Fast Fashion – The Dark Side of Fashion

Fast Fashion - The Dark Side of Fashion © Tim Mitchell

Pameran:
10.03.-09.04.2017
10.00 - 19.00 WIB
buka setiap hari

Inklusif Slow Fashion Lab | Pembukaan: Kamis, 09.03.2017, 19.00 WIB

Pameran Fast Fashion – The Dark Side of Fashion mengundang pengunjung untuk mengkritisi industri tekstil, fashion dan pola konsumsi. Pameran ini berusaha menampilkan penelitian yang komprehensif dan cerdas atas sistem industri pakaian serta konsekuensi sosio-ekonomi dan ekologisnya. Fast Fashion memberikan pemahaman atas hubungan segitiga konsumerisme, ekonomi dan ekologi dari berbagai sudut pandang: fashion dan korbannya, kemiskinan dan kemakmuran, global dan lokal, upah dan laba, pakaian dan bahan kimia, pakaian dan keseimbangan ekologis.

Slow Fashion Lab, sebagai bagian dari pameran Fast Fashion, berfokus pada pendekatan yang lebih positif atas topik fashion dan kesinambungan, menggugah pengunjung untuk mengambil langkah nyata yang lebih ekologis dalam berurusan dengan pakaian dan tekstil. Program ini menghadirkan contoh-contoh praktik lokal, tradisional dan fashion berkesinambungan dari Indonesia yang lebih ramah pada lingkungan maupun manusia yang terlibat. Pengunjung Slow Fashion Lab diundang untuk meraba, melihat dan memahami alternatif ekologis dari fashion instan dan terlibat dalam budaya DIY (Do-It-Yourself).
 
Banyaknya program pendukung yang menyertai pameran menjadikan topik fast fashion, slow fashion  dan budaya DIY lebih berwujud. Ketika pameran dan presentasi permanen menawarkan pemahaman bahwa pengunjung dapat terlibat, membaca, melihat, meraba secara individual; program pendukung harus menawarkan pengalaman berkarya dan belajar secara kolektif.
 
Fast Fashion – The Dark Side of Fashion merupakan pameran yang diselenggarakan oleh Museum für Kunst und Gewerbe dan dikurasi oleh Dr. Claudia Banz.
 
IKAT/eCUT - Tekstil di antara Seni, Desain, Tradisi dan Teknologi adalah program Goethe-Institut untuk menggali masa lampau, masa kini dan masa depan tekstil di Asia Tenggara, Australia dan Selandia Baru (serta Jerman). Sub-programnya berusaha memahami potensi budaya tekstil dalam beragam bidang –dari seni hingga desain, dari tradisi hingga teknologi.
 

Kembali