Lokakarya Body Journey

Body Journey © Anschlaege.de

20. - 28.11.2021

Galeri Lorong

Peringatan 100 tahun Joseph Beuys bersama Iwan Wijono

Seperti pernyataan Joseph Beuys “semua orang adalah seniman”, di Nusantara kuno ada anggapan bahwa semua orang adalah seniman karena seni adalah ritual atau aktivitas spiritual sehari-hari. Body Journey ialah salah satu upaya mengupas wacana pemikiran Beuys.

Seni Kontekstual Nusantara diartikan sebagai persembahan karya seni-budaya yang tulus dari hasil pencarian dengan jujur terhormat. Ia mengandung kejelasan makna dengan memunculkan suatu peristiwa dengan seni di tengah pusaran unsur sosial politik, ekonomi, alam-lingkungan, dan spiritual-budaya. Gagasan ini berakar pada pembacaan Iwan Wijono terhadap budaya nusantara lampau yang ditarik dan dikaitkan dengan wacana kontemporer.

Dalam Body Journey, 14 peserta terpilih akan berkarya menggunakan gagasan Seni Kontekstual Nusantara dalam konteks masa krisis dan pascapandemi. Kesadaran kita akan keseimbangan hubungan manusia dengan masyarakat dan alam menjadi penekanan lokakarya.

Rangkaian lokakarya terdiri dari empat sesi dengan berbagai kegiatan berikut:
  • Pemutaran film ‘I Like America, America Likes me’ dan ‘Show Me Your Wound’ untuk memahami seni dan kehidupan sang seniman,
  • Presentasi materi lokakarya dengan dialog keterhubungan antara wacana 100 tahun Beuys dengan Seni Kontekstual Nusantara,
  • Praktik kesadaran tubuh seni; Restrukturisasi tubuh dengan beragam gerak, pernapasan tubuh, meditasi, praktek energi, simulasi, untuk stimulan sensitivitas. Tubuh sebagai kreator, tubuh sebagai media, dan hidup tubuh sebagai ruang tampil dan ruang pamer.
  • Pengembangan gagasan dan penciptaan karya baru oleh masing-masing peserta,
  • Presentasi dan sesi tanggapan atas gagasan karya.

Pada akhir program, masing-masing peserta akan memproduksi dan memamerkan karya hasil lokakarya. Sebagai bagian dari perayaan 100 Tahun Joseph Beuys, Body Journey diinisiasi Goethe-Institut Indonesien dan dikelola bersama dengan Cemeti - Institute for Art and Society.

Iwan Wijono (l. Solo, 1971)

adalah seniman performans yang pada 1990-an dikenal juga sebagai street performer pro-demokrasi dengan (atau tanpa) demonstrasi politik. Ia juga aktif berjejaring dengan berbagai gerakan (seni) pro-demokrasi di berbagai tempat. Selain kesadaran politik, ia memperoleh pemahaman estetis bahwa seni performans dapat dilakukan di mana saja dan tidak dibatasi oleh ruang pameran, publik atau bahkan waktu kegiatan. Ia menempuh pendidikan Seni Lukis di Institut Seni Indonesia, Yogyakarta (1992–1998) dan lulusan Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, dalam bidang Hukum Internasional (1990–1997). Belakangan ini ia fokus mengembangkan karya seni berbasis plastik bersama Indonesian Upcycle Forum, dan juga mengembangkan laboratorium live art melalui berbagai program di ruang publik. Sementara di masa pandemi COVID-19, ia mendirikan Public Kitchen(s) bersama komunitas seniman, serta Public Farm untuk mengembangkan pertanian yang berdaulat dan berkelanjutan.

Panggilan Terbuka: Body Journey

Kembali