Bersama: Aksan Sjuman, Enrico Octaviano & Ranya Badudu
Masih dalam rangkaian pertunjukan musik
Anders Hören atau
Mendengar dengan Berbeda, Goethe-Institut Indonesien kembali menghadirkan acara serial musik bertajuk
Alur Bunyi. Acara ini akan diadakan satu kali setiap bulan, mulai Agustus 2017 di GoetheHaus, Jakarta.
Dengan benang merah musik elektro yang akan dipadukan dengan berbagai macam jenis musik lain, musisi-musisi terpilih Indonesia seperti Gerald Situmorang, Jevin Julian, Patrick Hartono, Adra Karim, dan masih banyak lagi, akan berkolaborasi dengan musisi-musisi istimewa Jerman seperti Marcus Schmickler, Linnéa (Trade / No Shade / Berlin) dan masih banyak lagi.
Alur Bunyi dikonsepkan sebagai suatu pertunjukan musik yang “anti-mainstream”. Dengan senang hati kami mengundang semua pecinta musik tanah air untuk bisa datang dan menyaksikan konser-konser dalam rangkaian ini.
Bintang tamu:
Indra Perkasa
Bersama:
Aksan Sjuman - Piano, Gong, Modular
Enrico Octaviano - Drums, Modular
Ranya Badudu - Vocal, FX, Modular
Indra Perkasa
Indra Perkasa memulai perjalanan bermusiknya pada usia 12 tahun ketika bergabung dengan Mandarava Corps Marching Band sebagai pemain terompet bariton. Sejak itu musik menjadi dunianya. Mengambil jurusan kontrabas, ia memulai studi musik formal di Institut Musik Daya Indonesia (IMDI) pada tahun 2001 dan lulus pada 2006.
Menemukan ‘rumah’ di musik jazz, Indra bergabung dengan
Tomorrow People Ensemble sejak awal terbentuknya grup ini di tahun 2005. Setahun setelah menamatkan pendidikan di IMDI, Indra melanjutkan studinya dengan berkonsentrasi di jurusan film scoring di UCLA Extension (Los Angeles); di sana, ia berkesempatan belajar dari para komposer film ternama, di antaranya Thom Sharp, Robert Drasnin, Richard Marvin, Craig Stuart Garfinkle.
Indra telah tampil dan memproduksi rekaman dengan sejumlah musisi antara lain
Tomorrow People Ensemble, Tika & Wrong is the New Right, Aksan Sjuman & the Committee of the Fest, Rieka Roslan, Anda Perdana, Bonita, Andien,
BeatBop Project, Nikita Dompas & His Fellow Musicians, Indra Aziz, dan masih banyak lagi.
Sebagai penata dan pengarah musik Indra juga telah memproduksi berbagai proyek musik antara lain aransemen ulang lagu-lagu asli film
Tiga Dara (Usmar Ismail, 1956), pertunjukan musikal
My Little Pony – Rainbow Rocks,
One Fine Christmas with Monita Tahalea,
Indra Perkasa & Gadgadasvara Ensemble untuk konser jazz Buizz di Komunitas Salihara, dan
Unreleased Project Urban Gig 2017 Silampukau x The Hydrant.
Sebagai penata musik film Indra Perkasa telah mengerjakan beberapa musik film layar lebar, yaitu
Tabula Rasa (2014),
Labuan Hati (2017) dan
Banda the Dark Forgotten Trail (2017). Saat ini Indra aktif bekerja sebagai penata dan komposer musik film, pemain bas untuk
Tomorrow People Ensemble dan Monita Tahalea dan sebagai pengajar film scoring di Sjuman School of Music.
Kembali