Bunyi dan Suara Sintesis
Bagaimana Peran AI dalam Kreasi Musik Saat Ini?

Bunyi dan Suara Sintesis: Bagaimana Peran AI dalam Kreasi Musik Saat Ini?
Gambar ini dibuat menggunakan AI (DALL E) yang di-training menggunakan seluruh teks dari artikel ini yang bertujuan untuk secara visual mengilustrasikan konsep futuristik di mana AI dan musik saling terkait secara harmonis. | © Patrick Hartono; dibuat dengan DALL- E

Perkembangan komputer telah mengubah paradigma dalam penciptaan musik, menghasilkan integrasi yang semakin erat antara musik, sains, dan teknologi. Dari eksperimen awal seperti "Illiac Suite" pada tahun 1950-an hingga teknologi musik Artificial Intelligence (AI) yang canggih saat ini, transformasi ini telah mengubah lanskap musik secara mendasar, serta memunculkan pertanyaan penting tentang peran AI dalam kreativitas musik masa kini. Artikel ini mendiskusikan peran AI dalam penciptaan dan transformasi musik, serta menawarkan perspektif tentang dampaknya pada industri musik dan bagaimana kita meresponsnya.

Pengenalan singkat tentang aplikasi AI di musik

AI, sebagai cabang ilmu komputer, fokus pada kemampuan komputer untuk 'belajar' dari data, yang umumnya disebut Machine Learning (ML). ML menerapkan teknik statistik untuk mengajarkan komputer cara memproses informasi dari data. Sebagai hasilnya, aplikasi berbasis AI mampu memahami pola, harmoni, dan nuansa musik secara mendalam, untuk menciptakan musik yang dapat bersaing dengan karya manusia.

Salah satu proyek terkenal dalam hal ini adalah Magenta, yang dikembangkan oleh Google. Magenta menggunakan ML dan menyediakan alat bagi seniman untuk berinteraksi dengan algoritma, memungkinkan mereka menciptakan musik yang baru dan inovatif.

Pada tahun 2018, peneliti di Goldsmith, University of London, menciptakan proyek MIMIC: Musically Intelligent Machines Interacting Creatively. Proyek ini memperluas konsep dari Magenta dengan tidak hanya menciptakan musik, tetapi juga berusaha untuk berinteraksi kreatif dengan seniman manusia. MIMIC membawa unsur kolaborasi yang menarik antara manusia dan mesin dalam penciptaan musik, menciptakan potensi baru dalam eksplorasi dan ekspresi musik.

Sampai di mana perkembangan dan penerapan AI dalam musik saat ini?

AI dalam produksi musik tidak hanya tentang komposisi, tetapi juga tentang bagaimana musik dianalisis dan diciptakan.

Pemetaan Data (Data Mapping)
Wekinator adalah perangkat lunak yang berbasis ML yang paling umum digunakan untuk mengeksekusi proses pemetaan data real-time dalam musik. Perangkat lunak ini dapat mendeteksi instrumen, genre, nada, dan irama melalui mikrofon, mengintegrasikannya untuk mengendalikan aspek audio komputer dan visual. Wekinator dapat menerima input dari berbagai sumber seperti webcam, input audio, dan sensor terhubung ke Arduino. Prosesnya disesuaikan melalui model komputasi untuk menghasilkan output yang berguna dalam perangkat musik eksperimental seperti Max/MSP dan SuperCollider.

Generative AI
AI generative mampu menciptakan konten baru setelah belajar dari dataset yang besar. AI Meta's AudioCraft, sebagai contoh, menggunakan model jaringan neural EnCodec untuk menghasilkan suara berkualitas tinggi dan kompresi file untuk mengeksekusi process-nya lebih cepat. Selain itu, MuseNet yang memanfaatkan teknologi GPT-2, mampu menciptakan beragam karya musik berdurasi sampai 4 menit dengan 10 instrumen. Ia mempelajari pola musik dari file MIDI, menemukan harmoni, ritme, dan gaya tanpa harus diprogram secara eksplisit.

Aplikasi Lain
AI juga telah berpengaruh pada berbagai aplikasi lain dalam industri musik, seperti sistem rekomendasi musik, otomatisasi proses mixing dan mastering, serta analisis emosi dalam musik. iZotope, misalnya, menggunakan AI untuk menghasilkan pengaturan efek kustom berdasarkan palet suara trek yang diberikan dan sekarang menawarkan rangkaian alat yang dapat menyesuaikan saran titik awal untuk campuran vokal, aplikasi reverb, dan mastering. Ini mempercepat proses produksi musik dan meningkatkan efisiensi dalam mencapai kualitas suara yang diinginkan.

Brain.fm menggunakan AI untuk menghasilkan komposisi musik yang dapat memengaruhi kondisi mental tertentu, seperti relaksasi, konsentrasi, dan ketenangan. Tujuannya adalah untuk menyatukan musik dan kesehatan mental - yang menunjukkan potensi AI untuk bidang terapi musik. Kemampuan AI untuk merespon kondisi emosi dapat membantu individu merasakan dampak positif dari musik dalam berbagai aspek kehidupan mereka.

Aiva Technologies memungkinkan para komposer dan kreator untuk menciptakan variasi baru dari karya mereka, memfasilitasi kolaborasi antara kreativitas manusia dan aspek buatan. Kolaborasi semacam ini dapat menghasilkan musik yang lebih beragam dan inovatif, membuka peluang baru dalam dunia musik.

Amper Music dari Shutterstock adalah contoh lain dari bagaimana AI dapat digunakan untuk memfasilitasi penciptaan musik. Platform ini memungkinkan pembuat konten untuk menyesuaikan gaya komposisi, atmosfer, dan durasi musik dengan cepat dan mudah. Dengan bantuan AI, individu yang tidak memiliki pengetahuan musik yang mendalam dapat menciptakan musik dengan kualitas profesional, meminimalkan hambatan dalam penciptaan musik.
Bunyi dan Suara Sintesis: Bagaimana Peran AI dalam Kreasi Musik Saat Ini?
Gambar ini dibuat menggunakan AI (DALL E) yang bertujuan untuk secara visual mengilustrasikan konsep futuristik di mana AI dan musik saling terkait secara harmonis. | © Patrick Hartono; dibuat dengan DALL- E

Apakah kita harus khawatir dengan keberadaan AI dalam musik?

Meskipun AI telah membawa banyak perubahan dalam dunia musik, masih ada pertanyaan yang perlu dijawab yang sering dibahas akhir-akhir ini, yaitu, "Apakah kreativitas manusia terancam?". Dalam konteks ini, kita dapat merenungkan pandangan Theodor Adorno terhadap industri budaya, khususnya dalam konteks industri musik. Adorno melihat musik populer sebagai produk budaya masyarakat yang homogen, yang berpotensi mengurangi daya kritis pendengar dan kreativitas seniman. Sebagian besar aplikasi AI hanya dapat menghasilkan musik dalam genre yang lebih komersial, mengikuti tren yang ada.

Bagi sebagian orang, hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang hilangnya unsur manusiawi dalam penciptaan musik. Akan tetapi, dapat dikatakan bahwa ini adalah momentum untuk menunjukkan integritas dan kreativitas kesenian kita.

Jika AI mampu menciptakan musik dalam genre yang komersial, maka tantangannya adalah bagaimana kita menciptakan sesuatu yang baru, sesuatu yang masih di luar jangkauan AI.

Dinamika ini dilihat sebagai suatu momentum, awal dari era baru, di mana setiap musisi, penulis lagu, dan komposer diuji: Apakah Anda benar-benar seorang pencipta, individu kreatif, atau seniman? Jika jawabannya adalah Ya, maka Anda akan selalu mampu menciptakan karya yang melebihi kapabilitas mesin.

Bagaimana pun juga AI diciptakan oleh manusia yang pada akhir berusaha untuk meniru manusia. Pertanyaannya kemudian, apakah ini saatnya kita menyerahkan penciptaan musik sepenuhnya kepada mesin? Apakah kita harus menjadi anti dengan-nya? Atau kita mencoba untuk hidup dengan harmonis dengan AI (?). Ini adalah pertanyaan yang tidak hanya menguji para musisi, tetapi juga seluruh aspek dari industri musik secara menyeluruh terlebih lagi, terhadap cara kita memandang seni di masa depan.

"Ini adalah fase di mana mereka yang hanya berkarya mengikuti arus kuat harus mulai mengintrospeksi diri."
 

Top