Kota Kita Nanti

Kota Kita Nanti © Goethe-Institut Bandung

Bagaimana desain publik dan praktik perkotaan dapat menginspirasi kita untuk mengubah praktik dan struktur kita sehari-hari? Bagaimana kita bisa membangun jaringan multidisiplin untuk bertukar ide, keterampilan dan pengetahuan di kota kita? Dengan pameran, rangkaian lokakarya dan publikasi, Kota Kita Nanti menyatukan dua belas perspektif tentang bagaimana merancang kehidupan yang lebih berkelanjutan di Bandung.

Publikasi

Goethe-Institut

Sebuah Perkenalan

Perkenalan mengeni proyek Kota Kita Nanti dan para kontributor yang terlibat. Bagaimana dua belas perspektif merancang kehidupan yang lebih berkelanjutan di Bandung.

Aku, Kamu, Kita dan Musik - Grace Sahertian © Goethe-Institut Bandung

Aku, Kamu, Kita dan Musik - Grace Sahertian

Grace Sahertian, seorang penyanyi, penulis lagu dan dosen fesyen desain yang lahir dan besar di Bandung, menyampaikan pemaknaan waktu dalam kebersamaan, dengan menyajikan serangkaian aktivitas yang berkaitan dengan musik. Dari merospon keadaan sekitar untuk menciptakan nada-nada hingga menulis lirik dari perasaan yang kita rasakan.


Jamur, Kota dan Kita - Arekha Bentangan © Goethe-Institut Bandung

Jamur, Kota dan Kita - Arekha Bentangan

Arekha Bentangan seorang peneliti dan co-founder dari Mycotech, sebuah start up yang berfokus pada pengembang fungsi dan kegunaan jamur. Melalui publikasi Jamur, Kota dan Kita ia mengajak kita menyisir permukaan tanah. Mencari dan mengamati kehidupan dari mahluk yang ‘ada namun belum terlihat’ tersebut.


Kardus, Kertas dan Bapa yang Apa Adanya - Misha Ahmad Azizia © Goethe-Institut Bandung

Kardus, Kertas dan Bapa yang Apa Adanya - Misha Ahmad Azizia

Misha Ahmad Azizia, seorang pembuat boneka dan kostum, dalam pengamatannya tentang anak-anak yang lebih banyak berdiam di rumah selama masa pandemi, mengusung tajuk “Kardus, Kertas dan Bapa yang Apa Adanya”, sebuah jurnal yang membantu memanfaatkan barang-barang yang ada di rumah dalam pembuatan mainan anak dan bagaimana kita dapat menghabiskan waktu lebih banyak bersama anak.


Telisik Ragam Pangan - Reyza Ramadhan © Goethe-Institut Bandung

Telisik Ragam Pangan - Reyza Ramadhan

Reyza Ramadhan dalam kerjanya bersama Parti Gastronomi menjumpai pengganti sumber karbohidrat utama, yaitu singkong. Saat mereka melakukan penelitian ke kampung adat Cireundeu yang sudah lama mengolah singkong. Dalam jurnalnya pembaca akan mendapatkan juga rekomendasi resep untuk mengolah singkong.


Pemetaan Praktik Kerja Fasilitator

Pemetaan Kota Kita Nanti

Fasilitator

Para Partisipan Proyek Kota Kita Nanti

Pameran Interaktif di Bandung Design Biennale


Mitra

Bandung Design Biennale

Bandung Design Biennale


POT Branding House

POT Branding House


Tokotype

Tokotype


Narahubung

Lukman Hakim
lukman.hakim@goethe.de


Top