PASCH-Workshop
Workshop Daring Pengetahuan Dasar Perpustakaan Kelas dan Sekolah

PASCH_Workshop Bibliothekare 2020
© pixabay

Perpustakaan merupakan sumber informasi bagi institusi pendidikan, seperti misalnya sekolah. Informasi yang diberikan bisa dalam bentuk media cetak maupun media elektronik. Bagi para pengunjung, perpustakaan sekolah juga merupakan tempat untuk belajar. 

Dalam hal ini, seorang tenaga perpustakaan sekolah mempunyai peranan yang penting untuk membuat perpustakaan menjadi sumber informasi yang dapat diandalkan dan tempat yang nyaman untuk belajar.
 
Untuk mendukung proses belajar mengajar bahasa Jerman di sekolah, Goethe-Institut Indonesien memberikan bantuan bahan ajar dan bahan belajar kepada Sekolah Mitra (PASCH) di Indonesia. Di beberapa sekolah tersebut, guru bahasa Jerman juga memanfaatkan bantuan materi ini dengan baik dan bahkan mempunyai ruang serta lemari tersendiri untuk menyimpan bahan ajar dan belajar tersebut. Selain itu, dukungan penyediaan buku-buku seperti ini bisa dimanfaatkan pihak sekolah untuk membuat berbagai program yang menarik, sehingga minat baca peserta didik meningkat dan fungsi serta peran perpustakaan kelas maupun sekolah tumbuh kembali.
 
Untuk mendukung tercapainya tujuan dari perpustakaan kelas maupun sekolah, inisiatif “Sekolah: Mitra menuju Masa Depan” (PASCH) bekerja sama dengan Asosiasi Pekerja Profesional Informasi Sekolah Indonesia (APISI) telah mengadakan workshop daring mengenai pengetahuan dasar perpustakaan dan pengembangan program perpustakaan di akhir tahun 2020. Workshop tersebut berlangsung selama dua kali pertemuan dalam kurun waktu tanggal 09 Oktober – 11 Desember 2020 dan dipandu langsung oleh ketua APISI, yaitu Ibu Hanna Chaterina George (Hanna Latuputty). Dikarenakan banyaknya peminat, maka workshop tersebut diadakan sebanyak tiga kali putaran.
 
Workshop pertama dan kedua ditujukan untuk tenaga perpustakaan sekolah PASCH, dimana ke-29 Sekolah Mitra (PASCH) Indonesia telah mengirimkan perwakilannya untuk mengikuti workshop ini. Di hari pertama, workshop peserta mendapatkan materi mengenai pengetahuan dasar perpustakaan serta manajemen dasar perpustakaan sekolah. Menurut ibu Hanna Catherina George, perpustakaan yang selama ini kita kenal sebagai tempat untuk menyimpan buku, ternyata mempunyai peran dan fungsi yang lebih luas. Fungsi perpustakaan yang dimaksud adalah fungsi informasi, fungsi pendidikan, fungsi penelitian, fungsi kebudayaan dan fungsi rekreasi. Beliau menekankan kembali bahwa perpustakaan merupakan tempat pembelajaran sepanjang hayat dan mempunyai peran penting di sekolah, bahkan dapat dikatakan bahwa perpustakaan adalah jantung dari sekolah. Selain itu, beliau juga menyinggung kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang tenaga perpustakaan, dimana mereka diharapkan tidak hanya memiliki wawasan yang luas, melainkan juga harus mempunyai interpersonal skill (kemampuan berelasi/berinteraksi). Terakhir beliau menyampaikan pengetahuan dasar mengenai manajemen perpustakaan sekolah, antara lain alur kerja perpustakaan sekolah dan pengolahan koleksi perpustakaan sekolah. 

Workshop Bibliothekare PASCH 2020
© Goethe-Institut Indonesien
Pada sesi ini, pihak APISI juga menghadirkan ibu Inez Kinanthi Kuncahayati dari Divisi Program APISI yang memberikan materi mengenai pengembangan program perpustakaan serta beberapa implementasi terbaik (best practice) dari program-program yang pernah sukses dilaksanakan. Beliau menyampaikan bahwa program perpustakaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menghidupkan perpustakaan sekolah. Menurut beliau ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan program, yaitu possibility (kemungkinan), budget (pendanaan) dan fun (menyenangkan). Satu hal juga yang saat ini sedang digalakkan oleh berbagai pihak dalam membuat program perpustakaan adalah mengaitkan program tersebut dengan local wisdom (kearifan lokal). Terakhir beliau menyampaikan bahwa sebuah program perpustakaan tidak harus selalu spektakuler, tapi bisa juga program sederhana yang bisa berjalan secara berkesinambungan.
 
Materi yang disampaikan di workshop ketiga, dimana para guru bahasa Jerman dari Sekolah Mitra (PASCH) juga diundang untuk mengikuti workshop tersebut, sedikit berbeda dari workshop pertama dan kedua. Pihak APISI mengundang Bapak Arie Widihartomo dari Divisi Litbang APISI untuk memaparkan pengetahuan dasar tentang definisi pengolahan koleksi dan klasifikasi buku. Disini dijelaskan tahapan-tahapan pengolahan koleksi, mulai dari koleksi datang di perpustakaan sampai menuju ke rak dan siap untuk dibaca. Selain itu, beliau juga menyampaikan pentingnya klasifikasi buku, karena bertujuan untuk memudahkan pencarian kembali, memudahkan pengawasan dan memudahkan pertimbangan dalam menyeimbangkan koleksi perpustakaan. Beliau juga menghimbau bahwa penjajaran buku di rak (shelving) harus ditata dengan sebaik mungkin, bisa ditata berdasarkan topik buku, abjad, tipe buku (misalnya sains atau bahasa) atau tingkat kesulitan buku (misalnya level kemampuan bahasa), tetapi harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing lembaga sesuai dengan standar perpustakaan. Terakhir beliau memberikan contoh dalam membuat penomoran dalam katalog sederhana berdasarkan sistem standard penomoran internasional, yaitu Dewey Decimal Classification (DDC).
 
Setelah menerima materi dari narasumber di masing-masing workshop, para peserta mendapatkan tugas kelompok untuk membuat sebuah proposal program perpustakaan secara bersama yang dapat diimplementasikan di masa pandemi ini. Mereka mendapat waktu selama satu minggu untuk bekerja kelompok dan mempresentasikan di depan peserta dan narasumber. Dari hasil kerja kelompok didapatkan banyak ide program yang sangat menarik, kreatif dan inovatif serta menghidupkan kembali peran dan fungsi perpustakaan sekolah. Proposal dari program-program ini dapat diakses bebas dan diadopsi oleh seluruh peserta yang mengikuti workshop perpustakaan ini.
Artikel Workshop Bibliothekare PASCH
© Goethe-Institut Indonesien
Berdasarkan hasil evaluasi yang ada, para peserta menilai workshop ini sangat positif dan menyatakan, bahwa mereka mendapatkan banyak ilmu, ide baru serta tips yang bermanfaat dari workshop tersebut. Selain itu, melalui workshop ini mereka juga dapat bertukar ide dan pengalaman dengan guru atau tenaga perpustakaan dari sekolah lainnya serta dapat menjalin koneksi untuk melaksanakan program bersama. Harapannya, workshop perpustakaan ini dapat diadakan secara berkala, agar para tenaga perpustakaan mendapatkan motivasi diri, ide baru dan informasi teraktual, mengingat pengetahuan, informasi dan teknologi yang juga selalu berkembang.
 

PENULIS

PASCH Goethe-Institut Indonesien

Copyright: © Goethe-Institut Indonesien - PASCH
Januari 2021
 

Top