Lokakarya Daring bagi Tenaga Perpustakaan Sekolah

Lokakarya Daring bagi Tenaga Perpustakaan Sekolah Mitra © © Irvandy Syafruddin Lokakarya Daring bagi Tenaga Perpustakaan Sekolah © Irvandy Syafruddin

Para pustakawan dan guru-guru yang berperan dalam perpustakaan sekolah berbagi pengalaman dan ide untuk menjalankan program perpustakaan sekolah. Lokakarya daring bagi tenaga perpustakaan sekolah dengan instruktur profesional dari Asosiasi Pekerja Profesional Informasi Sekolah Indonesia (APISI) menjadi wadah yang tepat untuk itu.

Perpustakaan adalah salah satu komponen penting dalam sebuah sekolah. Perpustakaan yang nyaman dan menyenangkan pasti menjadi salah satu alasan siswa-siswi untuk rajin berkunjung. Tapi, bagaimana kabar perpustakaan di era pandemi ketika kegiatan belajar mengajar pun dilakukan secara daring?

Inisiatif ,,Sekolah: Mitra Menuju Masa Depan” (PASCH) dari Goethe-Institut Indonesien bekerja sama dengan Asosiasi Pekerja Profesional Informasi Sekolah Indonesia (APISI) menyelenggarakan lokakarya daring untuk Tenaga Perpustakaan Sekolah. Lokakarya ini diselenggarakan secara berkesinambungan sejak Oktober 2020. Pada Oktober sampai Desember 2020 telah diselenggarakan sebanyak tiga kali sesi lokakarya dengan peserta yang berbeda-beda.

Di tahun 2021, telah diselenggarakan workshop di bulan Juli sebanyak dua kali yang diikuti oleh 40 guru sekaligus tenaga perpustakaan. Para peserta ini berasal dari sekolah mitra (PASCH) maupun bukan sekolah mitra. Lokakarya sesi ini,  menghadirkan Ibu Hanna Chaterina George, S.S, M.I.Kom dari APISI sebagai instruktur, membagi peserta menjadi beberapa kelompok dan merancang berbagai kemungkinan program atau ide-ide yang bisa dilaksanakan di perpustakaan sekolah masing-masing. Peserta menjadi mengenal lebih jauh mengenai peranan dan potensi perpustakaan sekolah. Program atau ide-ide ini nantinya akan benar-benar direalisasikan oleh guru dan atau tenaga perpustakaan di sekolah masing-masing.

Selanjutnya, lokakarya kembali diselenggarakan dengan membagi peserta menjadi kelompok A dan kelompok B. Untuk kelompok A, diselenggarakan pada tanggal 5 Agustus 2021, sedangakn kelompok B pada tanggal 12 Agustus 2021. Pada sesi ini masih menghadirkan Ibu Hanna Chaterina George, S.S, M.I.Kom, Ibu Inez Kinanthi, S.I.pus dan Bapak Arie Widihartomo dari APISI. Ibu Hanna membuka workshop dengan menyampaikan beberapa fakta mengenai minat baca para siswa di Indonesia. Kenyataan yang ada adalah, bahwa 70% siswa di Indonesia memiliki kemampuan membaca yang rendah. Hal ini tentu erat kaitannya dengan kehadiran perpustakaan sekolah. Bagaimanakah membuat perpustakaan yang lebih menarik sehingga siswa-siswinya betah berkunjung maupun belajar di dalamnya dan banyak membaca buku? Ibu Hanna membeberkan informasi mengenai program perpustakaan sekolah baik program regular maupun program non reguler serta memberikan contoh program literasi yang sudah pernah dilaksanakan oleh perpustakaan sekolah di beberapa sekolah di Indonesia.

Setelah presentasi dari Ibu Hanna, para peserta kembali dibagi menjadi beberapa kelompok. Di kelompok-kelompok ini, sudah ada peserta yang menjalankan program atau ide untuk perpustakaan sekolah seperti hasil rancangan pada lokakarya tahun lalu. Peserta yang sudah melaksanakan programnya mempresentasikan hasilnya di masing-masing kelompok. Sedangkan peserta yang belum melaksanakan programnya, bisa memberikan masukan atau ide yang baru. Salah satu peserta yang sudah melakukan programnya adalah peserta dari SMAN 4 Palembang. Pada saat presentasi, disampaikan juga mengenai kendala apa yang dialami selama merealisasikan program mereka serta bagaimana solusinya. Masing-masing kelompok mencatat hasil diskusi dan ide-ide baru untuk dipresentasikan di sesi berikutnya.

  • Workshop Daring untuk Karyawan Perpustakaan Sekolah © Goethe-Institut Indonesien

    Workshop Daring untuk Karyawan Perpustakaan Sekolah

  • Peserta Workshop Perpustakaan Sekolah © Goethe-Institut Indonesien

    Peserta Workshop

  • Presentasi dari Salah Satu Peserta Workshop © Goethe-Institut Indonesien

    Presentasi dari Salah Satu Peserta Workshop

Lokakarya di hari pertama ini masih dilanjutkan dengan penyampaian materi dari Bapak Arie Widihartomo tentang peralihan dari perpustakaan biasa, melalui perpustakaan hibrida menuju ke perpustakaan digital. Ini sangat penting dilakukan di era pandemi supaya siswa-siswi tetap bisa mengakses perpustakaan meskipun kegiatan belajar mengajar masih dilaksanakan secara daring.

Sebagai kelanjutannya, lokakarya daring untuk Tenaga Perpustakaan Sekolah diselenggarakan kembali di hari kedua pada tanggal 19 Agustus 2021 untuk kelompok A dan 26 Agustus 2021 untuk kelompok B. Pada sesi ini, pembahasan fokus pada perpustakaan berbasis SLiMS. SLiMS (Senayan Library Management System) adalah perangkat lunak sistem manajemen perpustakaan (library management system) yang pertama kali dikembangkan dan digunakan oleh perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional, Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat, Kementerian Pendidikan Nasional dan Kebudayaan. Seiring dengan waktu, aplikasi ini kemudian dikembangkan oleh komunitas pengguna dan penggiat SLiMS. Pada workshop sesi ini, para peserta mendapat bimbingan langsung mengenai penggunaan SLiMS dari Bapak Adhi Priyogo dan dapat praktik secara langsung untuk mencobanya.

Setelah serangkaian workshop berakhir, dilakukan evaluasi akhir. Hasil evaluasi ini menunjukkan bahwa lokakarya daring untuk Tenaga Perpustakaaan Sekolah ini memberikan kesan yang sangat baik kepada para peserta, baik dari segi materi, narasumber maupun jadwal pelaksanaan. Para peserta berpendapat bahwa melalui lokakarya ini, mereka bisa saling bertukar pikiran secara terbuka tentang perencanaan program pengelolaan perpustakaan sekolah dan proses otomasi perpustakaan dengan para narasumber maupun sesama peserta yang lain.  Dengan adanya lokakarya ini, para peserta juga menjadi termotivasi untuk lebih bisa mengembangkan metode pengelolaan perpustakaan sekolah. Sebagai contoh, Ibu Kristi Elferida dari SMA Santa Ursula Jakarta mengaku mendapatkan hal-hal baru sebagai ide untuk program perpustakaan sekolah. Selain itu, Ibu Zinatul Hayati dari SMKN 1 Banda Aceh juga mendapatkan banyak hal baru mengenai perkembangan sistem informasi yang digunakan perpustakaan sekolah.

Ke depannya, para peserta berharap bahwa bisa diselenggarakan lagi lokakarya serupa dengan topik pengembangan perpustakaan dan otomasi SLiMS, serta tema-tema perpustakaan lainnya. Semoga lokakarya ini bisa menjadi titik tumbuh dan titik kembang untuk perpustakaan sekolah menjadi semakin lebih baik dan bisa meningkatkan minat baca siswa-siswi Indonesia.

Salam Literasi.
 

Top