Performance
Bodies of Care

Bodies of Care
© Goethe-Institut Indonesien

Pertunjukan daring serangkaian karya partisipatif

Online

Bodies of Care adalah sebuah karya seni pertunjukan yang diciptakan oleh sepuluh koreografer muda dari Indonesia dan Jerman bersama seniman Melati Suryodarmo (Indonesia) dan LIGNA (Jerman) yang mengundang publik untuk berpartisipasi secara aktif. Karya eksperimental ini berupaya untuk memandang secara kritis pemahaman dan praktik keseharian kita mengenai isu ‘kepedulian’ dalam konteks perawatan komunitas, sehubungan dengan perubahan radikal yang yang terjadi dalam budaya dan gestur tubuh kita sebagai akibat dari pandemi COVID-19.

Respons terhadap persoalan-persoalan mendasar mengenai kepedulian -siapa peduli atau tidak peduli terhadap siapa, beragam dalam berbagai konteks lokal dan global.

Selama bulan Juni sampai September 2021, para koreografer dalam program ini berkolaborasi untuk mengeksplorasi persoalan kepedulian dalam lokakarya bersambung. Sepanjang lokakarya mereka mencipta dengan menyelaraskan kenyataan digital dan analog dalam menjalani ‘budaya peduli’ melalui konteks sosial yang beragam, sambil menjalin hubungan antarsesama kolaborator dari beberapa pulau di Indonesia dan kota-kota di Jerman. Mereka bersama-sama menciptakan instruksi koreografis yang mengundang publik untuk berpartisipasi dari berbagai belahan dunia.

Narasi instruksi ini dapat diakses secara online melalui laman khusus di mana publik dapat merespon secara individual maupun kolektif, dan bergerak bersama mengikuti instruksi, sambil mengeksplorasi gestur dan praktik tubuh ‘peduli’ melalui koreografi.

Kami mengundang publik untuk terlibat dalam aktivasi karya Bodies of Care, kapan dan di mana pun. Karya ini akan diluncurkan pada 25 September 2021 dan dapat diakses melalui situs web Norrm Radio. Mohon ikuti rekaman instruksi yang tersedia pada video dan trek yang tersedia di situs web tersebut.
Bodies of Care - Norrm Radio Diproduksi dan diorganisasi oleh Goethe Institut Indonesien dan Sasikirana KoreoLAB & Dance Camp (Indonesia), pertunjukan ini adalah hasil dari proses artistik intensif yang berjalan sepenuhnya daring dari  kesepuluh koreografer dan penari muda  - tujuh dari Indonesia dan tiga dari Jerman. Para koreografer terpilih ini mencoba untuk mendefinisikan kepedulian dan perawatan komunitas dalam hubungannya dengan profesi mereka sebagai koreografer  yang sejatinya merupakan bentuk kepedulian mereka terhadap komunitas di sekitar mereka. Atas inisiatif Goethe-Institut Indonesien, para koreografer terpilih dipertemukan dengan Melati Suryodarmo dan LIGNA sebagai mentor serta fasilitator, untuk kemudian bersama-sama mengembangkan satu pertunjukan berdasarkan instruksi yang dapat dilaksanakan dan diikuti oleh masyarakat di berbagai tempat umum.

koreografer:

Abdul Hadi (Bandung, Indonesia), Kurniadi Ilham (Jambi, Indonesia), Densiel Lebang (Jakarta/Toraja, Indonesia), I Nyoman Krisna Satya Utama (Bali, Indonesia), Ela Mutiara (Sukabumi, Indonesia), Mekratingrum Hapsari (Solo, Indonesia), I Made Yogi Sugiartha (Bali, Indonesia), Eva Borrmann (Nürnberg, Jerman), Izabella Maria, Herzfeld (Berlin, Jerman), Marlen Pflueger dan Yasmina Lammler (Berlin, Jerman).

Sasikirana KoreoLAB and Dance Camp  

adalah sebuah wadah yang mencoba mengangkat kembali gagasan tubuh sebagai media ekspresi, bukan hanya sebagai media representasi. Dengan berfokus pada tari kontemporer, Sasikirana sejak 2015 setiap tahunnya menyelenggarakan lokakarya tari yang intensif selama satu minggu di NuArt Sculpture Park (Bandung). Pada 2020 Sasikirana meluncurkan DOKUMEN.TARI, pengembangan dari program sebelumnya. Program ini berharap menjadi wadah bagi penari-penari muda Indonesia untuk mencatat kisah hidup mereka dilengkapi dengan dokumentasi visual sehingga dapat menjadi database seni.

LIGNA  

merupakan kolektif seni media & performans beranggotakan Ole Frahm, Michael Hüners, dan Torsten Michaelsen. Sejak 2002 kiprah mereka didedikasikan untuk menciptakan situasi temporer yang melibatkan penonton sebagai produser kolektif—sebuah hubungan yang dapat menghasilkan efek tak terduga dan tak terkendalikan yang menggugat pengaturan sebuah ruang. Salah satu model penggunaan media oleh LIGNA tercipta pada 2002 yaitu Radio Ballet. Pada karya tersebut, para pendengar radio diberi sebuah pengalaman koreografi yang disampaikan secara instruksional berisi gestur-gestur hal yang tabu atau janggal di ruang-ruang yang bersifat publik namun terkontrol, seperti stasiun kereta api dan pusat perbelanjaan. Pada 2017 LIGNA meraih penghargaan George Tabori, penghargaan paling penting di skena teater bebas Jerman.

Melati Suryodarmo  

dikenal sebagai seniman durational performance dari Indonesia. Pertunjukannya yang secara fisik berat, kerap menggunakan gerakan berulang dan berlangsung selama beberapa jam sehingga kadang-kadang mencapai “tingkat absurditas faktual”. Suryodarmo telah tampil dan mengadakan pameran di Eropa, Asia, dan Amerika Utara. Ia kelahiran Surakarta, meraih gelar sarjana hubungan internasional di Universitas Padjadjaran di Bandung sebelum pindah ke Jerman. Saat tinggal di sana selama 20 tahun, ia mendalami seni performans di Universitas Seni Braunschweig di bawah bimbingan koreografer Butoh Anzu Furukawa dan artis performans Marina Abramović. Melati kemudian kembali ke Indonesia dan meluncurkan Undisclose Territory, sebuah festival tahunan untuk seni performans. Melati juga mendirikan Studio Plesungan di Surakarta.

Norrm Radio

adalah stasiun radio sekaligus media daring di Bandung, Indonesia, yang mulai aktif pada 2017. Telah bekerja sama dengan lebih dari 20 kontributor, Norrm memiliki cita-cita untuk terus mengembangkan jejaring mereka, tidak hanya melalui penyediaan tempat bagi berbagai diskusi seputar diskursus musik, namun juga dengan ikut mendukung berbagai aktivitas seni budaya di Asia.

Detail

Online



Bahasa: Bahasa Indonesia dan Inggris
Harga: Gratis

dinyah.latuconsina@goethe.de