Gelar Bincang
Penerjemahan Sastra Jerman: Kala Teori bertemu Praktik, antara Idealisme dan Komersil

Sastra: Penerjemahan
Detil: © Colourbox.com

Online

Setiap tahunnya Jerman telah melahirkan banyak karya sastra berbahasa Jerman dengan beragam genre. Karya-karya sastra ini berhasil menembus pasar buku internasional dan telah dialihbahasakan ke bahasa-bahasa lain di dunia, yang secara tidak langsung berpengaruh besar kepada penyebaran karya sastra Jerman yang signifikan hingga ke banyak negara.
Menurut data informasi Börsenverein des Deutschen Buchandels (badan organisasi Jerman yang membawahi perdagangan buku) pada tahun 2019 tercatat penerbit-penerbit Jerman telah menjual 7.747 lisensi hak cipta buku ke luar negeri, untuk diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain  - melebihi dari 100 bahasa (sumber: artikel sastra Goethe-institut).

Begitu pula di Indonesia para pembaca bisa mengenal dan menikmati sejumlah karya sastra Jerman dalam bahasa Indonesia, yang telah diterbitkan oleh penerbit-penerbit Indonesia. Lalu bagaimana peran penerjemah dan penerjemahan karya sastra Jerman itu sendiri di Indonesia? Seberapa banyak sudah karya-karya yang langsung diterjemahkan dari bahasa Jerman ke bahasa Indonesia? dan apakah profesi penerjemah karya-karya sastra (secara umum) dan khususnya sastra Jerman dapat menarik animo Generasi Z dan Millenials?

Pada kesempatan ini Dr. Lilawati Kurnia, Kartini Nurdin, Wedha Stratesti Yudha dan Hendarto Setiadi akan berbincang tentang penerjemahan karya sastra Jerman ke dalam bahasa Indonesia di Indonesia, yang dilihat dari sudut pandang yang berbeda.
Pendaftaran

Para Pembahas

PROF. DR. LILAWATI KURNIA M.A.
mengajar di jurusan Jerman dan di program pascasarjana studi budaya di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Meraih gelar doktor pada tahun 2000 di Fakultas Ilmu Budaya UI dan pada tahun 1990 memperoleh gelar Magistra Artium di Universitas Kassel, Jerman. Minat dan bidang penelitiannya meliputi budaya populer, transkulturalitas, sastra bandingan, batik, dan terjemahan. Dia telah menerjemahkan beberapa buku.

HENDARTO SETIADI
lahir dan dibesarkan di Bonn, Jerman (Barat). Ia sudah lebih dari 30 tahun menekuni bidang penerjemahan dan telah menghasilkan lebih dari 100 buku. Pada tahun 2019, ia berpartisipasi dalam Social Translating Project yang digagas oleh Goethe-Institut Korea Selatan dan menerjemahkan Verzeichnis einiger Verluste karya Judith Schalansky. Edisi Indonesia buku tersebut diterbitkan oleh Yayasan Pustaka Obor Indonesia pada tahun 2020 dengan judul An Inventory of Losses.

KARTINI NURDIN
pernah menjadi Koresponden APPREB, 2008-2009, Asia Pacific Cultural Center for Unesco (ACCU), Jepang, terkait hak cipta. Aktif di dunia penerbitan lebih dari 35 tahun serta mengikuti berbagai training dan workshop di bidang penerbitan di Amerika, India, Jepang, Jerman dan Korea.  

Kini ia menjabat sebagai Ketua Pengurus Yayasan Pustaka Obor Indonesia, sebuah penerbit yang menerbitkan karya-karya, yang penting bagi kebutuhan di Indonesia dan bekerja sama dengan berbagai pihak. Selain itu Kartini Nurdin adalah sebagai Ketua Pengurus Perkumpulan Reproduksi Cipta Indonesia, sebuah Lembaga Manajemen Kolektif di bidang literasi yang mempromosikan dan melindungi karya Cipta baik di dalam maupun di luar negeri.

WEDHA STRATESTI YUDHA
manajer lisensi untuk Gramedia International dengan pengalaman lebih dari 13 tahun di industri penerbitan. Gramedia International bertindak sebagai agen untuk tujuh penerbit di Grup Penerbit Kompas Gramedia, yang menerbitkan sekitar 5.000 judul baru setiap tahunnya. Tanggung jawabnya adalah untuk mengelola hubungan penerbit mereka dengan penerbit luar negeri untuk tujuan bisnis.
 

Detail

Bahasa: Bahasa Indonesia
Harga: tidak berbayar, dengan pendaftaran

devi.veriana@goethe.de