Rangkaian Konferensi 2023
Digital Discourses

Digital Discourses 2023 © Goethe-Institut Indonesia

Humanisme di Era AI

Dari teknologi pengenal wajah dan prediksi teks hingga personalisasi laman media sosial, kehadiran teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam kehidupan sehari-hari kian luas. Kemampuan AI untuk mempelajari dan mengolah data dalam volume besar dengan kecepatan tinggi membuat aplikasi seperti ChatGPT atau MidJourney dapat meniru kemampuan manusia hingga taraf tertentu, seperti menulis artikel, mencipta musik, atau membuat gambar. Namun demikian, keberadaan bentuk-bentuk teknologi ini tidak lepas dari pertanyaan perihal dampaknya terhadap masyarakat.

Uni Eropa mengambil langkah besar dengan mengesahkan Undang-Undang (UU) AI. Ibarat berpacu melawan  mesin, Uni Eropa menerapkan peraturan ketat terhadap industri AI yang tengah berkembang pesat dengan harapan peraturannya dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain; di Asia Tenggara, para pembuat kebijakan pun sedang merumuskan peraturan perundang-undangan terkait perkembangan AI.  
 
Pada permulaan era AI ini, diskusi mengenai implikasi etika dari perkembangan AI mutlak dibutuhkan. AI menciptakan peluang baru dan mendorong inovasi. Namun, apa konsekuensinya? Dapatkah AI dipercaya dalam pengambilan keputusan penting, dan dapatkah AI sepenuhnya netral? Benarkah manfaat AI lebih besar dari risiko atau potensi penyalahgunaannya? Apa itu AI yang etis dan bagaimana hal ini diwujudkan? 
 
Dengan menampilkan para pembicara dari Eropa dan Asia Tenggara, "Digital Discourses 2023: Humanisme di Era AI" mengupas hubungan pelik antara manusia dengan mesin yang berpotensi mengubah kehidupan manusia pada satu sisi sekaligus berisiko memarginalisasi humanisme. 
 
Konferensi ini diselenggarakan oleh Goethe-Institut Indonesia, the Center for Digital Society dan EngageMedia. 

Top