KINDERUNI DI SEKOLAH

Deutsch mit der Kinderuni Foto: JackF © AdobeStock

Kinderuni digital bisa digunakan untuk pembelajaran di sekolah dalam beragam konteks dan bidang terapan. Masing-masing kuliah dapat disesuaikan dengan tema pengajaran di kelas atau menurut minat pelajar, baik yang di luar kelas maupun yang berkaitan dengan mata pelajaran lain.

Untuk Pengajaran Dengan Orientasi Bahasa Jerman Sebagai Bahasa Asing

Masing-masing kuliah di Kinderuni digital mempunyai bagian pada struktur pengajaran Bahasa Jerman Sebagai Bahasa Asing. Sasarannya di sini adalah belajar bahasa dalam kerangka pengajaran bahasa Jerman dengan tema di kelas. Tenaga pengajar bahasa Jerman (juga guru mata pelajaran lain, bila diinginkan) dapat mengintegrasikan tema kuliah ke dalam pelajaran, memperluas dan memperdalamnya.

Untuk pengajar bahasa Jerman yang ingin mengintegrasikan Kinderuni digital ke dalam kelasnya, tersedia bahan-bahan pengajaran dengan petunjuk penggunaan dan lembar kerja.

Apakah CLIL Itu?


CILiG Foto und Logo © Foto: Goethe-Institut/Bernhard Ludewig, Logo: Astrid Sitz CILiG Foto Logo Foto: Goethe-Institut/Bernhard Ludewig, Logo: Astrid Sitz

CLIL (Content and Language Integrated Learning) semakin mempunyai pengaruh besar dalam pengajaran bahasa asing di seluruh dunia. Telah banyak sekolah di Eropa Tengah dan Barat memutuskan untuk mengikuti arus tren pembelajaran bahasa asing dengan cara ini dan menerapkan pengajaran CLIL di sekolah.

Ada tiga argumen yang sangat menentukan di sini; Pertama yaitu pendekatan empiris-eksperimental dalam banyak mata pelajaran, terutama ilmu pengetahuan alam yang sangat penting dalam proses penguasaan bahasa asing dan bermuara pada metode pembelajaran analogi; Yang kedua adalah mempelajari bahasa lain dalam konteks sebenarnya dengan muatan yang dapat segera digunakan; Dan ketiga, potensi penguatan dalam berbahasa terhadap hal-hal dan kejadian-kejadian nyata dan yang bisa dipaparkan terperinci.

Di luar itu semua, CLIL tidak hanya menaikkan harapan keberhasilan dalam belajar bahasa, tapi juga mengembangkan kemampuan dan wacana pelajar secara umum. Ini adalah modal yang merupakan salah satu keahlian mendasar untuk awal yang cemerlang baik bagi kehidupan profesional maupun untuk karir yang dicita-citakan.

Penerapa pengajaran CLIL pada awalnya tidak memerlukan kurikulum baru. Modul proyek kecil sebagai bagian pengajaran tertentu adalah titik mulai yang baik.

10 asas CLIL menekankan hal-hal berikut:
  1. Pengajaran subjek dengan dwibahasa merupakan disiplin ilmu baru di sekolah karena menggabungkan elemen-elemen yang ada sebelumnya hingga terbentuk satu cara baru dalam menyampaikan dan menggali pengetahuan serta kemampuan.
  2. Dikarenakan persyaratan terapannya yang rumit, pengajaran subjek dengan dwibahasa menjadi contoh dalam mendorong penggunaan pendekatan metode didaktik seperti pembelajaran aktif, siswa sebagai pusat proses belajar mengajar dan kemandirian siswa.
  3. Dalam pengajaran dengan dwibahasa berlangsung proses pembelajaran satu disiplin ilmu dalam satu bahasa dan dalam bahasa pada suatu situasi tertentu. Dengan begitu akan terbentuk sebuah daur dari “menyerap, mengamati, menguji, menggunakan, menghasilkan bahasa serta membangkitkan kesadaran berbahasa”, yang akan terus diulang baik dalam skala kecil maupun besar.
  4. Secara umum pengajaran bahasa asing sebelumnya membimbing ke kecakapan berbahasa sehari-hari (basic interpersonal communication skills/ BICS), sedangkan pengajaran dengan dwibahasa mengarah pada kemampuan berbahasa sebagai media untuk menuangkan proses-proses berpikir yang rumit ke dalam bahasa asing (cognitive academic language proficiency/ CALP). Di samping itu akan berkembang kemampuan berwacana yang merujuk pada makna. Dengan begitu pembelajaran dwibahasa ingin meraih pencapaian kompetensi dasar.
  5. Untuk subjek yang diajarakan dengan dwibahasa tidak diperlukan sasaran pembelajaran. Pengajaran tersebut mendapat prioritas utama serta menentukan sasaran pembelajaran.
  6. Ilmu-ilmu pengetahuan alam, matematika, informatika dan teknik sangat cocok dengan pengajaran dwibahasa; Pertama karena disiplin ilmu dan kebahasaan mempunyai pendekatan empiris-eksperimental yang mengarahkan kepada metode-metode pembelajaran beranalogi; Kedua, bahasa asing tersebut dipelajari dalam sebuah konteks sungguhan bersama muatannya yang langsung dapat digunakan; Ketiga, secara maksimal memperkuat kemampuan berbahasa terhadap kejadian-kejadian dan hal-hal yang nyata dan dapat dipaparkan secara terperinci.
  7. Pengajaran subjek dalam dwibahasa menuntut kesediaan untuk bekerjasama. Pengajaran cara ini memang sudah dirancang untuk pekerjaan proyek.
  8. Pembelajaran dwibahasa tidak terbatas hanya pada bentuk-bentuk dalam kelembagaan resmi saja, melainkan juga dapat diusung ke kegiatan ekstrakurikuler, misalnya di proyek-proyek lintas disiplin ilmu.
  9. Pembelajaran dwibahasa dapat “berlangsung” dalam bermacam tingkat perkembangan, dimulai dengan modul proyek kecil berbasis tema yang dijalankan beberapa minggu di satu subjek; Melalui daur tema yang berorientasi pada sasaran pembelajaran komprehensif serta dalam kurun waktu setahun atau setengah tahunan hingga masuk kurikulum; Atau dintegrasikan secara tetap ke dalam proses belajar mengajar dengan jangka waktu bertahun-tahun.
  10. Pembelajaran dwibahasa sudah dapat dimulai di taman kanak-kanak atau di tahap prasekolah, tentu saja dalam bentuk permainan. Dilanjutkan di pendidikan dasar pada empat atau enam tahun pertama, dan diteruskan hingga mencapai usia perkembangan dan kedewasaan penuh dengan memanfaatkan semua potensi pengembangan di tiga tahun terakhir pendidikan dasar hingga selesai pendidikan menengah.     
Informasi lebih lanjut di: www.goethe.de/clil

Untuk Pengajaran CLIL dan Proyek-proyek Lintas Disiplin Ilmu

Masing-masing kuliah bisa diintegrasikan sebagai bahan pelengkap ke dalam pengajaran CLIL. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pengetahuan dalam bidang subjek tertentu dengan bantuan bahasa. Dalam hal ini pengajaran Bahasa Jerman Sebagai Bahasa Asing dapat berfungsi sebagai persiapan kebahasaan untuk pengajaran CLIL tersebut.

Para pengajar dapat merancang pekerjaan ini dalam kerangka pengajaran di kelas dan tentunya juga sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Dengan begitu terbuka ruang untuk menggunakan muatan kuliah dalam kerja dari proyek-proyek lintas disiplin ilmu. Dalam hal ini kerja sama antara tenaga pengajar bahasa Jerman dengan para pengajar mata pelajaran lain.

Bagi para pengajar yang tertarik juga tersedia bahan-bahan pengajaran untuk penggunaannya di bidang ini.

Top